Sebab, menurut dia, warga yang direlokasi tersebut jadi harus membayar sewa unit rusunawa sepanjang hidupnya.
Belum lagi biaya sewa listrik dan air yang harus dibayarkan warga, listrik untuk unit rusunawa umumnya menggunakan sistem prabayar, sedangkan airnya berasal dari penyulingan Kali Ciliwung.
Atas dasar itu, Hasnaeni mengusulkan sistem pembayaran sewa rusun yang berbeda. (Baca: "Wanita Emas" Lagi-lagi Bagikan Uang Rp 2.000 dan Rp 5.000 serta Sembako)
Nantinya, menurut dia, warga hanya diwajibkan membayar sewa Rp 500.000 per bulan selama lima tahun. Setelah itu, unit rusun akan menjadi milik warga.
"Jadi, nanti, saya maunya warga membayar sewa Rp 500.000 per bulan, selama lima tahun. Namun, setelah itu, hunian rusunnya jadi milik warga," ucap Hasnaeni di kawasan permukiman warga di Pesing Koneng, Jakarta Barat, Jumat (11/3/2016).
Meskipun biaya sewa rusun yang diusulkannya itu lebih mahal dari yang ada selama ini, Hasnaeni memastikan, hal tersebut tidak memberatkan warga.
Ia menganggap usulannya itu termasuk program yang peduli pada rakyat. "Agak lebih mahal sedikit aja. Cuma sepuluh persenlah dari harga sewa rusun yang ada sekarang," sambungnya.
Selain soal hunian di rusun yang bisa menjadi milik warga, Hasnaeni mengungkapkan program lain yang akan diterapkan apabila ia terpilih menjadi DKI 1.
Beberapa program itu antara lain akses berobat dan jaminan pendidikan dengan menggunakan KTP.
Hari ini, saat mengunjungi kawasan permukiman warga di Pesing Koneng, Hasnaeni tidak membagi-bagikan uang kepada orang tua ataupun anak kecil. (Baca: Sudah Berbincang-bincang, Warga Tidak Tahu Hasnaeni "Nyalon" dalam Pilkada DKI)
Namun, ia membawa beberapa bungkusan kardus berisi makanan, pakaian, dan obat-obatan.
Menurut dia, bantuan itu merupakan bentuk kepeduliannya terhadap warga DKI Jakarta yang tertimpa musibah.
Pesing Koneng merupakan wilayah permukiman warga yang dilanda kebakaran pada Kamis kemarin.
Dalam peristiwa itu, 40 rumah yang ada di dua rukun tetangga (RT), yakni RT 007 dan RW 008, dilahap si jago merah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.