"Isu mahar, saya juga enggak pernah ngomong isu mahar kok, kalian aja yang nulisnya. Saya sampaikan gini, saya bilang, PDI-P saya tegaskan kan, itukan tuduhan orang, PDI-P dari dulu saya kenal enggak pernah minta mahar," kata Ahok seusai acara di gedung Reformed Millenium Center Indonesia (RMCI), di Jalan Industri, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016) sore.
Yang dimaksudkan Ahok, kalau diusung partai, otomatis untuk menggerakkan mesin partai butuh biaya. Umpamanya biaya kampanye satu kelurahan Rp 10 juta, dan di Jakarta ada 267 kelurahan, maka biaya yang keluar sudah Rp 2,67 miliar.
"Kalau dikali 10 bulan, jadi Rp 26,7 miliar. Nah, saya bilang harta saya aja dijual mungkin enggak dapat Rp 26,7 miliar nanti. Ya, saya enggak bisa," ujar Ahok.
Ahok menyatakan, pilihannya untuk maju lewat jalur independen membuat dirinya tak perlu mengeluarkan uang. Saat masih diusung partai politik pada Pilkada 2012 lalu bersama Joko Widodo, Ahok mengaku merogok kocek patungan Rp 75 juta untuk sumbangan ke partai.
Sebelumnya, Ahok mengaku tidak punya cukup uang untuk ikut Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai politik. Sebab, menurut dia, ikut pilkada melalui jalur parpol membutuhkan banyak uang untuk menggerakkan mesin partai.
"Parpol enggak minta 'mahar' lho, tetapi cuma minta anak ranting dan cabangnya bergerak," kata Ahok.
Menurut Ahok, hitung-hitungannya itu belum termasuk kebutuhan dana untuk pengurus partai ranting di kecamatan. Belum lagi jika partai yang mengusungnya tidak hanya satu.
"Kalau dua partai dukung kamu, semua minta digerakkan mesin partainya, bisa-bisa Rp 100 miliar enggak cukup lho nyalon gubernur DKI," kata pria asal Belitung ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.