Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Jadi Pimpinan KPK, Ahmad Taufik Deklarasi Jadi Bakal Calon Gubernur DKI

Kompas.com - 13/03/2016, 12:35 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan Ahmad Taufik dan Mujtahid Hashem mendeklarasikan niat mereka untuk mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017.

Deklarasi digelar di perkampungan Petamburan, Tanah Abang, kampung halaman Ahmad Taufik, Minggu (13/3/2016).

Ahmad Taufik dan Mujtahid Hashem rencananya akan maju lewat jalur independen. Saat ini mereka sedang menggalang dukungan dengan berupaya mengumpulkan dua juta salinan KTP.

"Kami baru memulai, tapi kami sudah punya jaringan di seluruh Jakarta, dari jaringan aktivis juga. Semoga Juni terkumpul," kata Mujtahid.

Ia lalu mengkritik kebijakan yang berlaku di Jakarta, yang menurut dia, banyak dikuasai oleh konglomerat hitam. Sejumlah kebijakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama seperti penggusuran dan reklamasi ikut dikritiknya.

"Saya melihat masa depan daerah sini akan digusur. Dilihat dari model pembangunan yang sekarang," lanjutnya.

Ahmad Taufik pernah mengikuti seleksi calon pimpinan KPK pada Oktober 2014, tetapi gagal. Latar belakangnya adalah jurnalis, dosen, dan juga advokat. (baca: Calon Pimpinan KPK Ini Dicecar soal Istrinya yang Aktif di PPP)

Meski istrinya tercatat sebagai salah satu pengurus PPP, Ahmad Taufik mengakui akan mengupayakan maju secara independen.

"PPP kan Lulung. Istri saya kepengurusan Romahurmuziy," katanya.

Namun, mereka mengaku tidak menutup kesempatan apabila ada partai politik yang meminang mereka.

"Kami tidak anti-partai, tapi juga jangan underestimate warga. Kalau ada partai politik yang sejalan, ya bisa saja," kata Mujtahid.

Deklarasi berlangsung cukup meriah dengan hiburan dari pengamen jalanan. Dalam deklarasi juga berlangsung cuci kaki ibu-ibu warga setempat dan pelepasan balon dengan warga.

Namun, banyak warga RT/RW 013/04 Kelurahan Petamburan mengaku belum menengal pasangan Ahmad Taufik-Mujtahid Hashem atau Atemas.

Misnah (45) mengaku belum pernah mengenal pasangan ini.

"Ya belum kenal. Belum tahu coblos atau nggak," kata Misnah.

Wati (30) juga mengaku belum tahu akan mendukung Atemas atau tidak. "Ya Insya Allah mungkin mau (mendukung)," kata Wati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com