Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerilya Lulung di Pusaran Pilkada DKI 

Kompas.com - 17/03/2016, 06:47 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan raut wajah khas, sedikit senyum dengan pipi terangkat, Lulung langsung disambut riuh puluhan peserta di ruangan sebuah diskusi publik tentang pilkada DKI di Jakarta Pusat, Rabu (16/3/2016).

Pria dengan nama Abraham Lunggana itu jadi sorotan puluhan pasang mata. 'Cekrek, cekrek, cekrek, cekrek'. Suara khas jepretan kamera ke arah Lulung dari Fotografer terus terdengar.

Lampu 'flash' juga tampak silih berganti. Hingga Lulung duduk di depan bersama pembicara lain, sorotan kamera tak lepas dari orang asli Betawi ini.

Lulung pernah bercerita, dirinya kerap menjadi perhatian di setiap tempat yang ia datangi. Jika pergi ke luar untuk makan bersama anak, Lulung bukan hanya sekadar jalan, tapi juga melayani foto bersama warga.

"Anak-anak misalnya makan di Sushi Tei. Saya tau aja satu orang. Dia liat saya. Pak Haji, foto dong sekali. Yang sono lihat, berdiri, minta foto. Udah deh, makan enggak tenang. Tiap hari minimal 100 foto," cerita Lulung saat bertemu Boy Sadikin di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.

Bagi Lulung, hal tersebut dikategorikan sebagai investasi untuk maju dalam Pilkada DKI 2017. Perhatian warga terhadap dirinya merupakan investasi suara dan dukungan. Apalagi dengan disematkannya Lulung sebagai lambang perlawanan Ahok oleh masyarakat.

Baginya, investasi tersebut perlu diperhitungkan. "Kalau saya investasinya jelas," sambung Lulung. (Baca: Lulung Nilai Teman Ahok Lakukan Mobilisasi Massa)

Pertaruhan

Menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Lulung percaya diri untuk masuk di pusaran pilkada DKI. Berbekal dukungan suara di daerah pemilihannya saat Pemilihan Legislatif 2014 lalu, Lulung bercita-cita untuk memimpin Ibu Kota. 

Gebrakan awal langsung diketuk politisi Partai Pesatuan Pembangunan (PPP) ini. Salah satunya dengan membuat relawan Suara Kami (Suka) Haji Lulung. Relawan tersebut dapat dikatakan untuk bergerilya turun ke bawah untuk mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP). 

Inisiatif Lulung ini bukan tanpa alasan. Ada dua jalur yang dipilih Lulung dalam pilkada. Pertama lewat independen atau persoarangan. Kedua lewat partai politik. 

Dalam praktiknya, pengumpulan KTP merupakan bagian dari relawan Suka Haji Lulung. Berisi anak-anak muda, Lulung yakin relawan Suka Haji Lulung tulus membantu tanpa pamrih.

"Ada sekitar 1.000 posko yang kita buat," sambung Lulung.

Jalur perseorangan ini ditempuh lantaran kondisi partai Lulung yang masih morat-marit. PPP diketahui masih terpecah dua kubu. Lulung yang berada di kubu Djan Faridz, menuding sikap pemerintah lewat Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, dengan mengesahkan Muktamar Bandung, merupakan konspirasi jahat untuk menjegal diirnya maju dalam Pilkada DKI.

Padahal, lanjut Lulung, Djan Faridz sebagai pimpinan PPP, menyebut 'harga mati' untuk Lulung maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.  Kendati demikian, Lulung tak menutup kemungkinan jika ada partai dalam bentuk koalisi lain yang melamarnya menjadi cagub atau cawagub DKI Jakarta.

"Tapi kalau enggak, saya di belakang layar saja, kasih tahu bagaimana cara jadi gubernur DKI.

Bangun posko

Lulung berencana membangun 1.000 posko untuk Suka Haji Lulung. Jumlah tersebut dianggap mencukupi untuk mengcover seluruh wilayah DKI Jakarta. Dengan memunculkan brand lalu, Haji Lulung Untuk Semua (Halus), Lulung yakin masyarakat akan berbondong-bondong datang ke poskonya untuk memberikan KTP sebagai bentuk dukungan.

Rencananya, Suka Haji Lulung sendiri akan diluncurkan pada 30 Maret 2016. Lulung akan mengumpulkan tokoh masyarakat, alim ulama, organisasi masyarakat dalam peluncuran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com