Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurir Jaringan Narkoba Asing Dibekuk Setelah 10 Kali Beraksi

Kompas.com - 18/03/2016, 17:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga orang tersangka pengedar narkoba anggota jaringan internasional dibekuk aparat Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Mereka ditangkap setelah jadi pemain lama di bisnis haram tersebut.

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Komisaris Besar Nugroho Aji mengatakan penangkapan itu berawal dari informasi adanya paket misterius yang dikirim via jasa pengiriman dari Jakarta ke Makassar.

Berdasarkan hasil penelusuran polisi, paket itu dikirim ke seorang warga bernama Hermin Zainal di Bontoala, Makassar.

"Selanjutnya tim khusus melakukan pengejaran dan dapat menangkap HZ dengan barang bukti 2 kilogram sabu," kata Nugroho di kantor Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (18/3/2016).

Pengakuan HZ, polisi dapat informasi mengenai identitas sindikatnya HZ. Jaringannya akan mengirim narkoba dari Jakarta ke Bogor. Sebelum narkoba sampai di Bogor, polisi melakukan pencegatan di jalan.

"Tim meminta bantuan PJR (Patroli Jalan Raya) untuk melakukan pencegatan terhadap mobil yang digunakan tersangka di tol, dan dari kendaraan itu ditangkap dua orang berikut sabu sebanyak 4 kilogram," ujar Nugroho.

Dua pelaku yang ditangkap yakni Bastian dan Alex Musa. Dari tiga pelaku yang ditangkap, polisi mengetahui tempat persembunyian seorang tersangka lainnya.

"Kita geledah tempat persembunyiannya di Cibinong. Namun pelakunya telah kabur. Tapi dari tempat itu kita temukan sabu sebanyak 5 kilogram," ujar Nugroho.

Jaringan Internasional

Polisi mengidentifikasi tiga tersangka pelaku yang ditangkap itu merupakan kaki tangan bandar narkoba jaringan internasional. Dari total 11 kilogram sabu yang diamankan dari tiga pelaku diduga berasal dari Tiongkok dan Iran.

"Ini sabu kualitas I," ujar Nugroho.

Sabu itu menurut dia masuk melalui Malaysia, kemudian dikirim ke Jakarta, Bogor dan Makassar untuk diedarkan.

"Masuknya melalui pelabuhan tikus. Di Indonesia masih banyak pelabuhan kecil itu. Kalau pelabuhan besar sudah enggak bisa, kan sekarang sudah ketat," ujar Nugroho.

Jaringan itu terkenal lihai menyembunyikan aksinya. Para sindikat itu menerapkan sistem jaringan sel terputus. Dari Malaysia ke Jakarta, pengirimnya berbeda-beda. Demikian juga seterusnya. Ketiga orang yang ditangkap itu berstatus kurir.

"Mereka sudah sepuluh kali mengedarkan, dan tiap orang dibayar upah Rp 10 juta," ujar Nugroho.

Para bos dan bandar barang haram itu menurutnya masih dalam pengejaran.

Para tersangka pelaku yang ditangkap dijerat dengan pasal 114 ayat 2 juncto pasal 132 ayat 2 UU RI No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Ancaman hukumannya maksimal pidana mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com