Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heru Budi: Mudah-mudahan Tuhan Lindungi "Teman Ahok"

Kompas.com - 23/03/2016, 20:14 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, bicara soal persiapannya mendampingi bakal calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pria yang menjabat Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta ini menilai, proses pencalonannya bersama Basuki menuju kursi DKI 1 berjalan dengan baik.

Meskipun demikian, Heru mengaku tidak ingin larut dalam persiapan mengikuti Pilkada. Ia ingin tetap fokus dengan pekerjaannya sekarang sebagai anak buah Basuki.

"Saya kan masih PNS, kebetulan masih pendidikan, perkembangannya mungkin masih sama seperti kemarin, makin banyak calon. Saya dengan Pak Gubernur fokus bekerja memberikan yang terbaik untuk masyarakat, di sisa-sisa waktu, kami bekerja sepenuhnya," kata Heru kepada Kompas.com di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (23/3/2016).

Heru juga menyinggung banyaknya pemberitaan yang meragukan independensi relawan "Teman Ahok" karena markas kelompok relawan itu berada di atas lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kegiatan Teman Ahok di sana dikaitkan dengan tujuan politik Basuki yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Menurut Heru, apa yang dilakukan Teman Ahok sejauh ini sah-sah saja. (Baca: Polemik Kantor Teman Ahok di Lahan DKI yang Seret Nama Prabowo ).

Teman Ahok mendapatkan bangunan yang bertempat di Kompleks Graha Pejaten, Jakarta Selatan itu melalui prosedur yang benar.

"Aset yang di Pejaten itu, saya juga tidak tahu kalau awalnya itu mereka menempati itu. Saya pikir, Pejaten kan luas ya. Tetapi aset itu sudah dikerjasamakan sejak 2012 ke PT Griya Berlian. Perkara Griya Berlian melakukan komunikasi dengan Teman Ahok, itu kan hak mereka," tutur Heru.

"Sementara ini (isu yang dihembuskan) masih wajar, Teman Ahok masih konsisten. Saya rasa, masih bisa diatasi. Mudah-mudahan Tuhan tetap melindungi mereka," tambah Heru.

Teman Ahok mengaku dipinjami bangunan yang berdiri di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta oleh Cyrus Network, selaku penyewa bangunan tersebut.

Menurut Ahok, Cyrus Network menyewanya dari pengelola terdahulu yang masih BUMD DKI Jakarta, yaitu PD Pembangunan Sarana Jaya.

Cyrus Network sudah menyewa bangunan di sana sejak tahun 2011 dan digunakan sebagai kantor.

Tahun 2014, mereka menyewa satu bangunan lagi yang awalnya ingin digunakan sebagai gudang.

Namun, pengelola tidak mengizinkan rumah itu disewa dalam jangka pendek, sehingga harus disewa selama dua tahun atau sewa jangka panjang.

Karena masa sewanya masih tersisa, pihak Cyrus Network pun meminjamkan bangunan tersebut kepada Teman Ahok untuk dipakai sebagai kantor sekretariat.

Sementara itu, PD Pembangunan Sarana Jaya mengaku tidak lagi mengelola Kompleks Graha Pejaten yang merupakan aset milik Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) tersebut sejak 2012.

(Baca: Ternyata, PD Pembangunan Sarana Jaya Tak Lagi Kelola Lahan Markas "Teman Ahok").

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com