Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aset Pemprov DKI dan Polemik Markas "Teman Ahok"

Kompas.com - 24/03/2016, 11:01 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta menemui jalur berkerikil. Penyebabnnya, relawan pendukung Ahok, "Teman Ahok" dituding menyalahgunakan lahan milik Pemprov DKI.

Markas Teman Ahok berada di Kompleks Graha Pejaten, Jakarta Selatan. Lahan tersebut milik Pemprov DKI Jakarta yang telah diberikan hak pengelolaannya kepada perusahaan pengembang swasta.

Sebelumnya, pengelola lahan tersebut adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI PD Pembangunan Sarana Jaya. Namun, Sarana Jaya menyebut bahwa pihaknya tidak lagi mengelola kompleks itu sejak November 2012 karena durasi kontrak telah habis.

"Kontrak kami hanya sampai lima tahun, dimulai dari tahun 2007 sampai 2012," kata Direktur pengembangan Sarana Jaya Yoory Pinontoan kepada Kompas.com, Rabu (23/3/2016).

Terkait markas Teman Ahok yang sebelumnya disewa oleh Lembaga Survey Cyrus milik Hasan Nasbi, Yoory mengaku tak tahu mengenai hal itu. Memang, Hasan menyebut pihaknya menyewa lahan tersebut sejak 2012 dimana pengelola bukan lagi Sarana Jaya namun disebut sudah berpindah pengelolaan swasta ke PT Griya Berlian.

Menanggapi masalah ini, Ahok membalas dengan mengatakan banyak partai politik yang juga menggunakan lahan Pemprov DKI,  yakni PDI-P, PPP dan Golkar.

Kompas.com mendatangi salah satu kantor DPD Golkar yang disebut Ahok menempati lahan milik DKI tersebut. Berada di Jalan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, sebuah bangunan bertingkat dua menjadi kantor DPD Tingkat II Golkar.

Koordinator DPD Golkar Jakarta Pusat, Supandi, membenarkan bahwa lahan tersebut merupakan lahan milik DKI. Namun, dirinya mengaku bahwa Pemda DKI sudah menghibahkannya kepada Golkar sejak bertahun-tahun yang lalu.

"Pemda DKI memberikan lahan ini kepada Golkar secara cuma cuma, dan untuk kepentingan partai," kata Supandi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat sempat menyarankan agar markas Teman Ahok dipindahkan. Menanggapi saran yang dilontarkan Djarot, Juru Bicara Teman Ahok Singgih Widyastomo menyebut, saran tersebut merupakan bentuk kecemburuan Djarot karena tidak dipilih oleh Ahok sebagai Calon Wakil Gubernur untuk Pilkada 2017 mendatang.

"Sebenarnya Ahok Mau Djarot tetap jadi wakilnya.Tetapi dia lebih pilih independen makanya tidak bisa bareng pak Ahok lagi. Mungkin Djarot cemburu tadinya dia mau jadi wakil tapi pak Ahok minta dia independen, apalagi dong masalahnya kalo tidak cemburu," kata Singgih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com