Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: PDI-P Bukan Partai Akta Notaris

Kompas.com - 24/03/2016, 16:26 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat berkomentar mengenai buku berjudul Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat.

Menurut dia, buku itu jelas menggambarkan jatuh bangunnya Megawati dalam membesarkan PDI Perjuangan.

"Partai ini memang dibangun dengan susah payah. Dengan berbagai macam pengorbanan, cobaan, bukan partai yang mulus saja tanpa ada gangguan. Kita digebuki, dimonitor. Ini pengakuan wartawan ketika mereka dampingi Bu Mega di masa awal sebelum reformasi," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Djarot menceritakan pengalamannya menjadi kader PDI-P sejak dia masih menetap di Surabaya. (Baca: Ini Alasan Ahok dan Djarot Diundang ke Peluncuran Buku tentang Megawati).

Ia sempat mengajak para akademisi dan aktivis untuk membantu perjuangan partai. Ketika itu, buku-buku yang berkaitan dengan Presiden ke-1 RI Soekarno disita dan posternya dicopot.

PDI-P yang dinilai mewarisi idelogi Soekarno pun diawasi.

"Jadi, saya merasa betul bagaimana sulitnya membangun partai ini. Bagaimana kita dicurigai betul, bagaimana kita kalau adakan pertemuan itu tidak boleh, harus sembunyi-sembunyi, apalagi mereka saat itu sangat anti-Soekarno," ujar Djarot.

Ia bahkan menjadi saksi ketika teman-temannya ditangkap dan disiksa karena berjualan kaus bergambar Soekarno.

Menurut Djarot, semua itu cukup menggambarkan bahwa ada perjuangan keras di balik besarnya nama PDI-P saat ini. (Baca: Djarot Sebut PDI-P Rapatkan Barisan Dukung Ahok).

"Saya sampaikan bahwa PDI Perjuangan itu bukan partai akta notaris loh. Kalau mau jujur, coba mana, Partai Golkar dan PPP mulus-mulus saja. Yang bergejolak dan dihajar terus kan PDI-P, tetapi kita masih kuat," kata Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com