Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunuh Istri, Oknum Polisi di Depok Sempat Karang Cerita

Kompas.com - 29/03/2016, 14:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Anggota Pengaman Objek Vital Polresta Depok, Bripka Triyono membunuh istrinya Ratnita Handriani (37) di rumah mereka di Jalan Perjuangan, RT 02 RW 8, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok. Sebelum aksinya ketahuan, pelaku sempat menutupi-nutupi aksinya.

Hal ini diungkapkan Waras (57) Ketua RT 02 RW 08. Waras termasuk salah satu saksi yang pertama kali menemukan Ratnita terbujur kaku.

Saat itu, Minggu (27/3/2016) Waras ketika berada di rumah dipanggil Bripka Triyono melalui pembantu pelaku sekitar pukul 19.30. Waras diminta membangunkan istrinya.

"Saya dipanggil lewat pembantunya. Katanya Pak RT ada amanat dari Pak Tri untuk bangunin istrinya yang lagi tidur, enggak bangun dari pagi," kata Waras, di depan rumah korban, Selasa (29/3/2016).

Waras kemudian mendatangi rumah Triyono. Sampai rumah, korban sudah tergeletak di kamar tidur. Ketika itu, Waras sudah menaruh curiga. Sebab, Triyono juga memintanya untuk mengelap darah dari hidung korban.

"Kejanggalannya di hidung ada memar. Terus saya diminta untuk lap darah, katanya di lap aja Pak RT, tapi saya enggak mau. Kejanggalan lain kan itu istrinya tapi suruh orang lain yang bangunin," ujar Waras.

Waras kemudian memanggil salah satu dokter umum untuk memastikan kondisi korban. Ternyata dokter mengatakan korban sudah tiada. Bripka Triyono sempat melempar cerita mengenai kondisi memar di wajah korban.

"Dia bilang mungkin sempat jatuh di kamar mandi kali," ujar Waras. (Baca: Polisi Depok yang Bunuh Istrinya Dilatarbelakangi Permasalahan Rumah Tangga)

Kemudian salah satu wakil RT, kata Waras, menyarankan apa perlu melaporkan kejadian ini ke polisi mengingat ada temuan kejanggalan di wajah korban yang memar.

"Waktu itu ditanya wakil saya, gimana Pak apa lapor polisi, kata Pak Tri enggak usah, nanti ramai. Tapi setelah pihak keluarga korban datang dia enggak bisa menolak. Yang melihat kejanggalan Pak Le korban yang dari Bekasi. Akhirnya diotopsi di RS ketahuan," ujar Waras.

Sebelumnya, pembunuhan dilakukan Bripka Triyono bersama bersama rekannya Rahmat alias Mamat alias Madun pada Minggu (27/3/2016). Triyono sempat memukul istrinya, lalu menyuruh Mamat membekap perempuan itu memakai bantal hingga tewas.

Motif pembunuhan karena Bripka Triyono mengaku kesal kerap dimarahi istrinya itu. Ia menganggap istrinya terlalu cerewet dan sering marah-marah. Bripka Triyono diketahui memiliki dua anak yakni N (7) dan F (5).

Kedua anaknya telah dibawa ke pihak keluarga lainnya yang berada di Depok pula. Sementara Bripka Triyono diamankan pihak Polresta Depok.

Kompas TV Kasus Polisi Bunuh Istri Tengah Diselidiki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com