Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SP1 Belum Dilayangkan, Lokalisasi Dadap Sudah Sepi Ditinggal Penghuninya

Kompas.com - 30/03/2016, 13:19 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Lokasi prostitusi Dadap Ceng In di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, tampak sepi ditinggal oleh penghuninya, Rabu (30/3/2016).

Sebagian besar bangunan yang merupakan kafe dangdut dan hunian biasa di sana terlihat tertutup dan tidak ada penghuni yang keluar-masuk maupun berada di sekitar bangunan tersebut.

Pantauan Kompas.com, dari bangunan pertama di kiri dan kanan jalan akses masuk ke lokalisasi Dadap, sudah banyak yang ditutup tanpa gembok di pintunya.

Tak  jauh dari bangunan yang tertutup, ada sejumlah bangunan yang masih dihuni oleh pemiliknya, seperti warung, rumah berukuran kecil, bengkel, dan rumah makan.

Sedangkan bangunan yang merupakan kafe dangdut di sana, tidak ada satupun yang terlihat berpenghuni.

Ada pintu kafe dangdut yang ditutup rapat dan ada yang dibiarkan terbuka begitu saja. Setiap bangunan Tidak ada penerangan dari dalam bangunan kafe.

Sekilas, terlihat masih ada perabotan yang biasanya digunakan saat kafe beroperasi, seperti sofa dan meja kayu. Salah satu warga, Supri (36), mengungkapkan, banyak perempuan pekerja seks komersial yang dulunya mengontrak di dalam kafe kini memilih pergi meninggalkan lokasi.

Para PSK mulai pergi sejak dua pekan yang lalu, bertepatan dengan sosialisasi penertiban lokalisasi Dadap yang dilakukan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, 14 Maret 2016.

"Cewek-ceweknya pada balik kampung sedikit demi sedikit. Ada yang baru minggu kemarin pulangnya. Enggak tahu pulang ke mana, katanya sih pulang kampung saja," kata Supri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com