Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Charta Politika: Mayoritas Pemilih PDI-P Pilih Ahok Jadi Cagub DKI

Kompas.com - 31/03/2016, 08:58 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memang belum menentukan sikap resminya akan mendukung siapa dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dari hasil survei Charta Politika dari tanggal 15 - 20 Maret 2016, ternyata sebagian besar pemilih PDI-P di DKI Jakarta memilih Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Dari 400 responden Charta Politika, pemilih PDI-P paling besar, yakni sebanyak 19,3 persen. Dari responden yang merupakan pemilih PDI-P itu, sebanyak 67,5 persen memilih Ahok kembali menjadi gubernur DKI Jakarta.

Kader PDI-P yang digadang-gadang menyaingi Ahok yakni Tri Rismaharini hanya mendapat 14,3 persen.

Sementara bakal cagub lainnya mendapat kurang dari lima persen seperti Yusril Ihza Mahendra (3,9 persen), Abraham Lunggana (2,6 persen), Hidayat Nur Wahid (1,3 persen). Sisanya, 10,4 persen tidak memilih atau tidak menjawab.

Lantas, apakah PDI-P akan mengusung Ahok?

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Charta Politika mengungkapkan kemungkinan PDI-P mendukung Ahok masih terbuka lebar. Sebab, hingga saat ini, suara penolakan hanya datang dari kader PDI-P, bukan dari sang pengambil keputusan di partai banteng hitam tersebut.

"Ibu Megawati sampai saat ini belum bersuara. Jadi masih ada kemungkinan PDI-P mendukung Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta," kata Yunarto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).

Hasil survei PDI-P tak jauh berbeda dengan Partai Gerindra. Sebagian besar pemilih Gerindra dalam survei ini juga memilih Ahok untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.

Dari 400 responden yang disurvei Charta Politika, 13 persen memilih Gerindra sebagai partai politik untuk menyalurkan aspirasinya.

Dari para pemilih Partai Gerindra itu, 51,9 persen justru memilih Ahok menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sisanya, 15,4 persen memilih Yusril Ihza Mahendra, 5,8 persen memilih Sadiaga Uno, 5,8 persen memilih Hidayat Nur Wahid, 3,8 persen memilih Adhyaksa Dault, 7,7 persen memilih calon lain, dan 5,8 persen tidak memilih atau tidak menjawab.

Pengumpulan data untuk survei itu dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan metode kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan di DKI Jakarta.

Survei ini dijalankan dengan menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei ini dilakukan setelah Ahok mengumumkan bakal calon wakil gubernurnya, Heru Budi Hartono.

Kompas TV Survei Sebut Elektabilitas Ahok di Atas 50 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com