Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Petugas tentang yang Serba Dadakan dalam Penertiban Pasar Ikan

Kompas.com - 01/04/2016, 16:48 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kata mendadak atau dadakan cukup sering diucapkan oleh petugas yang berada di kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.

Dari sebagian besar petugas yang berbincang dengan Kompas.com, Jumat (1/4/2016), mereka mengaku penertiban kawasan itu berlangsung secara mendadak, karena berbeda dengan penertiban di tempat lain yang persiapannya bertahap.

Salah satunya adalah pegawai Museum Bahari yang enggan menyebutkan namanya. Petugas itu menilai, memang sudah sejak lama ada permintaan pihak pengelola museum untuk membebaskan lahan di sekitarnya agar kondisinya bisa kembali seperti zaman Batavia dulu.

"Kita memang pernah minta buat ngajuin pembebasan lahan, tapi selalu tidak ditindaklanjuti. Baru pas di zaman Pak Ahok ini ada tindak lanjutnya. Lihat deh, di sana kan sudah dipasang tiang pancang juga," kata petugas tersebut.

Petugas lainnya adalah dari Suku Dinas Sosial Jakarta Utara. Petugas perempuan berinisial W itu mengaku, baru semalam rapat soal penertiban di Pasar Ikan Luar Batang, dan pagi tadi dia bersama tim baru turun ke lapangan menemui warga yang memerlukan bantuan.

"Saya saja baru rapat itu semalam, makanya baru ke sini," tutur W. (baca: Dari Luar Batang, Kampung Akuarium, Pasar Ikan, hingga Museum Bahari...)

Senada dengan W, seorang petugas pria dari Kelurahan Penjaringan mengungkapkan, harus berjaga di posko hingga malam untuk melayani warga yang ingin bertanya. Dari pengalamannya, dia merasa penertiban kali ini berjalan dengan cepat dan lancar.

Dari sudut pandang warga, rencana penertiban di tempat tinggal mereka tidak pernah disosialisasikan sebelumnya. Warga baru tahu ada penertiban justru dari Surat Peringatan Pertama (SP1) yang dilayangkan kepada mereka sejak Rabu (30/3/2016) lalu.

Mereka semakin kaget dengan informasi yang tertera di dalam SP1 tersebut, bahwa warga diminta segera mengosongkan rumah mereka dalam waktu 7x24 jam, yakni hingga Rabu (6/4/2016) pekan depan.

Kompas TV Warga Luar Batang Diberi Surat Peringatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com