Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Tabrakan Batik Air dan TransNusa di Bandara Halim

Kompas.com - 05/04/2016, 01:23 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 dengan nomor registrasi PK-LBS dan pesawat TransNusa dengan jenis ATR 42 seri 600 bertabrakan di landasan Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/4/2016).

Tabrakan ini terjadi sekitar pukul 19.55 WIB. Dirjen Perhubungan Udara Suprastyo dalam konferensi pers, Selasa (5/4/2016) dini hari, mengatakan, tabrakan terjadi saat pesawat ATR hendak towing menuju apron selatan Bandara Halim.

Baca: Tabrakan Batik Air dan TransNusa, Bahaya Tersembunyi di Bandara Halim

Belum dijelaskan secara rinci terjadi kesalahan di mana, tetapi tabrakan tak dapat dihindari antar-kedua pesawat.

"Kerusakan yang terjadi pesawat Boeing Batik ujung sayap kiri patah dan pesawat ATR seri 600 ujung sayap kiri dan ekor yang horizontal (juga) patah," kata Suprastyo.

Pesawat Batik Air yang bertabrakan, lanjutnya, memuat total 49 penumpang dengan rincian 48 orang dewasa dan satu anak, ditambah tujuh orang kru, termasuk dua awak kokpit. Pesawat itu awalnya akan terbang menuju Makassar.

Sementara itu, ATR yang terlibat tabrakan dalam keadaan kosong.

"TransNusa dalam keadaan kosong yang sedang dipindahkan menuju ke apron selatan, yang diawaki dua teknisi di dalam pesawat dan dua teknisi yang ada di towing," ujarnya.

Semua penumpang pesawat selamat, tetapi mengalami shock. Setelah kejadian pukul 20.00 WIB, bandara ditutup sampai pukul 24.00 WIB. Pihaknya bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki penyebab kecelakaan.

Semua pihak terkait, termasuk petugas Air Traffic Control (ATC), baru akan dimintai keterangan Selasa pagi. Ketua KNTK Soerjanto mengamininya.

Saat ini, tim KNKT sedang melakukan pengumpulan data. Pihaknya menyatakan terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan dua pesawat tersebut.

"Kami belum dalam analisis, kalau ditanya kami masih dalam tahap pengumpulan. Kami kumpulkan semua black box. Besok kami akan download untuk keterangan data-data di kedua pesawat tersebut, dan besok kami kembali ke Halim ambil data dari tower dan petugas lainnya," ujar Soerjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com