Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Three in One" Dihapus, Pengaturan Pelat Mobil Ganjil-Genap Diwacanakan

Kompas.com - 05/04/2016, 13:09 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, ada kemungkinan, kebijakan pembatasan kendaraan bermotor dengan sistem nomor polisi ganjil-genap diterapkan di Jakarta.

Kebijakan yang pernah diwacanakan pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ini sudah dibicarakan lebih lanjut dengan pihak Polda Metro Jaya.

"Kita bahas, kemungkinan ke depan, dari Polda juga sudah oke, kita akan tetap hapus (three in one), dan kita akan berlakukan ganjil-genap. Nanti kita akan undang Polda (bahas) lagi," kata Andri kepada Kompas.com, Selasa (5/4/2016).

(Baca juga: Pemprov DKI Harus Punya Parameter yang Jelas untuk Hapus "Three In One")

Andri belum menjelaskan lebih lanjut bagaimana mekanisme penerapan kebijakan nomor polisi ganjil-genap nanti.

Ia hanya memastikan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan memberlakukan kebijakan sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) yang juga sudah lama dirancang.

Adapun sistem jalan berbayar nantinya akan dikelola dan diatur oleh Dishubtrans DKI Jakarta, termasuk yang berkaitan dengan lelang investasi dan perekrutan sumber daya manusianya.

"Pokoknya ganjil-genap, sambil tunggu ERP," tutur Andri.

Bila melihat kembali ke belakang, pembahasan rencana penerapan kebijakan nomor polisi ganjil-genap di Jakarta ini menuai perbincangan hangat.

Saat itu, sistem nomor polisi ganjil dan genap disesuaikan dengan tanggal, yakni kendaraan dengan nomor polisi ganjil boleh keluar pada tanggal ganjil, dan nomor polisi genap pada tanggal genap.

Namun, rencana kebijakan ganjil-genap ini resmi dibatalkan pada Oktober 2013.

Dishubtrans DKI Jakarta ketika itu menyatakan akan lebih fokus untuk menggenjot percepatan kebijakan ERP. Namun, wacana penerapan ERP pun molor dari jadwal yang seharusnya.

(Baca: Kenapa ERP Tak Kunjung Diterapkan, Ini Penjelasan Ahok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com