Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Reklamasi Teluk Jakarta yang "Untouchable"

Kompas.com - 06/04/2016, 15:33 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mesin perahu dinyalakan. Di belakang kemudi, Abdul Hadi (37) cekatan menyusuri perahu dari muara Kali Adem.

Sepanjang mata memandang, perahu-perahu terparkir. Di beberapa perahu, nelayan sibuk ngiteng (menjahit jaring).

Keluar dari muara, dua proyek reklamasi terlihat gagah. Di samping kanan terdapat proyek Pulau G milik PT Muara Wisesa. Sementara itu, di sisi kiri, dari kejauhan, tampak reklamasi Pulau C dan D milik PT Kaki Naga Indah, anak dari PT Agung Sedayu Group.

Kompas.com memilih lebih dulu untuk menyusuri Pulau C dan D.

Menuju ke proyek pulau itu tak mudah. Ombak besar menerjang perahu terus-menerus hingga mendekati pulau.

KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta, Jakarta Utara.
Tepat beberapa ratus meter dari pulau, kapal-kapal besar tampak berlabuh. Di atas kapal itu ada tiang-tiang tinggi bercat biru. Kapal-kapal itu tersebar di beberapa titik. Tak ada aktivitas di dalam kapal tersebut.

Mendekati pulau, ada bangunan yang sudah berdiri. Di sisi kanan pulau yang menghadap laut terdapat bangunan proyek. Di pinggiran pulau, yang terlihat hanya beberapa alat berat yang tak digunakan.

Pinggiran Pulau C dan D tampak kokoh dilapisi bebatuan besar. Menyusuri ke belakang, dua pulau proyek Agung Sedayu itu ditutupi tumbuhan bakau. Karena itu, aktivitas di balik pohon bakau pun tak terlihat.

"Di sini ini biasanya ikan ada. Sejak reklamasi, hilang semua," kata Abdul saat berbincang dengan Kompas.com di atas perahu dekat Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (6/4/2016).

Dari kejauhan, terlihat jembatan penghubung antara Pantai Indah Kapuk (PIK) serta Pulau C dan D. Jembatan itu kokoh dengan belasan tiang penyangga di bawah.

Di atas jembatan, truk pengangkut tanah lalu lalang. Setelah ke dua pulau itu, Kompas.com langsung menuju Pulau G. Aktivitas masih terlihat di pulau dengan pengembang PT Muara Wisesa itu, anak perusahaan PT Agung Podomoro Land (APL).

Perahu tak bisa mendekat lantaran dijaga oleh para petugas keamanan. Sesekali, pihak keamanan tampak mencoba mengarahkan perahu yang datang agar menjauh dari pulau reklamasi. Para petugas keamanan itu menggunakan kapal cepat (speed boat).

"Kalau di sini enggak boleh naur (melempar jaring). Saya sering dimarahin," kata Dahwani, salah satu nelayan Muara Angke.

Kapal pun tidak berani mendekat ke pulau tersebut. Seisi kapal hanya bisa memandang kegiatan di pulau reklamasi itu dari kejauhan.

Kompas TV Reklamasi Teluk Jakarta Terus Berlangsung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com