BOGOR, KOMPAS.com — Puluhan sopir angkutan perkotaan (angkot) Kota Bogor mogok beroperasi, Kamis (7/4/2016). Tidak hanya mogok beroperasi, para sopir juga melakukan sweeping ke sejumlah angkot lainnya yang ketahuan membawa penumpang.
Pantauan di lapangan, para sopir berkumpul di Jalan Ir Juanda, tepat di seberang pintu masuk 3 Kebun Raya Bogor.
Sopir angkot yang melakukan mogok massal adalah sopir angkot 11 (Pajajaran-Pasar Bogor), angkot 06 (Ciheuleut-Ramayana), dan angkot 13 (Bantar Kemang-Merdeka).
Aksi mogok massal itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan Pemerintah Kota Bogor yang menerapkan sistem satu arah (SSA). Para sopir meminta agar Pemkot Bogor mengkaji kembali kebijakan tersebut.
Umar (40), salah seorang sopir angkot 11, mengatakan, mogok beroperasi ini dilakukan secara serentak. Ia mendesak pemerintah mengkaji ulang SSA.
"Katanya uji coba empat hari, ini jadi tambah sampai dua minggu. Kami kesulitan untuk bersaing dengan angkot yang berbeda trayek, tetapi melalui jalan yang sama," ucap Umar saat ditemui di sela-sela aksinya, Kamis (7/4/2016).
Umar mencontohkan, sebelum diberlakukan SSA, penumpang dari arah luar Kota Bogor harus naik dua angkot yang berbeda jurusan untuk ke tengah kota. Namun, saat ini, penumpang hanya cukup naik satu angkot saja.
Dia mengatakan, penumpang dari Ciawi akan ke Pasar Bogor harus berhenti di terminal, lalu melanjutkan perjalanan naik angkot 11. Sekarang, dengan diberlakukan SSA, angkot 01 dari Ciawi bisa langsung lewat Pasar Bogor.
"Penumpang kami diangkut sama angkot 01, lalu kami narik penumpang dari mana?" katanya.
Namun, aksi tersebut tidak berlangsung lama. Setelah perwakilan sopir bernegoisasi dengan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ), mereka kembali beroperasi.
"Baik, untuk hari ini kita kembali narik angkot. Tetapi, jika sampai sore nanti belum ada keputusan dari DLLAJ dan aspirasi para sopir tidak diperhatikan, kami akan melakukan demo lagi besok," ucap salah seorang sopir lainnya.