JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara resmi mengajukan pencegahan terhadap Sunny Tanuwidjaja, staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, ke luar negeri.
Keputusan itu berlaku selama enam bulan terhitung sejak penetapan pada Kamis (7/4/2016). Tujuan KPK mencegah Sunny ke luar negeri adalah untuk mempermudah pemeriksaannya dalam kasus suap proyek reklamasi yang menjerat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.
Sebelum adanya pencegahan itu, rumor mengenai pencegahan Sunny sudah kencang terdengar dalam beberapa hari terakhir. Namun, ketika itu, KPK mengaku belum menetapkan pencegahan ke luar negeri selain kepada Presdir PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan Chairman Agung Sedayu Group Aguan Sugianto.
Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di pantai utara Jakarta. (Baca: Ahok Buka-bukaan soal Sunny Tanuwidjaja)
"Belum ada inisial S yang dicegah ke luar negeri. Permohonan KPK ke Imigrasi hanya untuk dua orang tadi," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Di sisi lain, pengacara Sanusi, Krisna Murti, menyebut Sunny sebagai orang yang mengatur pertemuan antara kliennya dan PT Agung Podomoro Land sebelum operasi tangkap tangan pada Kamis (31/3/2016).
Saat itu, Krisna menyebut Sunny sebagai kerabat Ahok, sapaan Gubernur Basuki. (Baca: Sanusi Sebut Ada Perantara dengan Agung Podomoro)
"Kerabat dekat DKI 1 itu yang akhirnya mengatur pertemuan Sanusi dengan Arisman (Arisman Widjaja, Direktur Utama PT APL)," ujar Krisna melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Selasa (5/4/2016).
Menanggapi hal itu, Ahok mengaku sudah berbincang dengan Sunny. Dari perbincangan itu, Ahok menyebut Sunny membantah semua tudingan yang diarahkan kepadanya.
Selain itu, Ahok menganggap pengacara Krisna menyampaikan keterangan yang mengada-ada alias ngarang.
"Aku mana pernah pakai nama Tanuwidjaja. Bu Vero (istri Ahok, Veronica Tan) juga. Istri saya orang Medan, Sunny orang Jakarta. Ngarang-ngarang tuh," kata Ahok di Balai Kota, Selasa malam.
Meski terkesan sangat percaya kepada Sunny, Ahok sempat menyatakan memercayakan sepenuhnya pada hasil penyelidikan KPK. Ia yakin KPK akan bertindak profesional.
"KPK saja suruh telusuri. Kalau nanti banyak yang masuk bagus karena negara ini harus bebas dari korupsi," ucap Ahok.
Mengenai peran Sunny di lingkungan Pemprov DKI, Ahok menyebut Sunny adalah mahasiswa S-3 di salah satu universitas di Illinois, Amerika Serikat. Saat ini, ia diketahui sedang menyusun disertasi.
Disertasinya sendiri membahas mengenai sepak terjang Ahok dalam dunia politik.