Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog: Baduy adalah Aset Budaya yang Tak Patut Dianggap Komoditas

Kompas.com - 08/04/2016, 18:34 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Imam B. Prasodjo mengatakan, Suku Baduy merupakan aset budaya paling seksi di Banten, Jawa Barat.

Keragaman budayanya memiliki nilai estetika yang dapat dieksplorasi.

"Saya heran sama kerjaannya arsitek sekarang. (Rumah adat Baduy) yang seperti ini adalah sesuatu yang tidak dilanjutkan. (Padahal) ada nilai estetik yang harus kita eksplore," kata Imam dalam sebuah diskusi bertajuk "Gerakan Rayakan Perbedaan Baduy Kembali" di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (8/4/2016).

(Baca: Memahami Baduy dari Bentara Budaya Jakarta)

Menurut Imam, ia melihat Baduy sebagai suatu hal yang antik. Ia pun sempat berpikir Baduy sangat memiliki nilai jual.

"Saya pertama kali melihat Baduy, saya melihat itu antik banget, nilai jualnya tinggi. Saya datang sebagai komoditi," ujarnya.

Namun, belakangan Imam menyadari bahwa kekayaan budaya di Baduy tidak sepatutnya dianggap sebagai komoditas yang memiliki nilai jual.

"Sekarang saya berusaha di sini melihat sebagai aset nilai budaya yg tidak pantas dijadikan komoditi," katanya.

Kini, Imam pun banyak berinteraksi dan membantu mengembangkan budaya Suku Baduy, khususnya Baduy Luar.

Hal yang sudah dilakukan untuk membantu mengembangkan budaya Baduy, di antaranya membangun imah pangubaran (rumah pengobatan),  melakukan sosialisasi program Keluarga Berencana (KB), dan lainnya.

Namun, Imam justru merasa bantuannya itu sebagai upaya "meracuni" budaya asli Suku Baduy.

(Baca: Perkenalan Budaya Baduy dengan Budaya Modern)

Sebagai contoh, mulanya masyarakat Baduy enggan menggunakan KB dan menyangsikan hal tersebut dalam budaya mereka.

Namun, program KB kini dapat diterima. "Di satu sisi ingin menjaga, tetapi di sisi lain 'meracuni'," tutur Imam.

Kompas TV Musikalitas Baduy - Paris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com