JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkap awal kedekatannya dengan salah seorang stafnya, Sunny Tanuwidjaja. Ia menyebut semua berawal tahun 2009 saat ada salah satu perkumpulan orang Indonesia di Amerika Serikat yang memintanya datang ke sana.
Saat itu, Ahok masih menjadi anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar.
"Dia itu diutus oleh organisasi orang Indonesia yang suka membuat acara di Never Day. Tahun 2009 dia minta saya ke Amerika, waktu itu saya nolak karena enggak bisa. Akhirnya 2010 saya berangkat," kata Ahok di Balai Kota, Senin (11/5/2016).
Menurut Ahok, saat tiba di AS, ia sempat melontarkan keinginannya menjadi Gubernur DKI. Keinginannya itu kemudian mendapat dukungan dari Sunny dan rekan-rekannya di perkumpulan tadi.]
Setelah itu, kata Ahok, Sunny kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampinginya. Saat itu, selain berstatus sebagai mahasiswa S3 di Northern Illinois University, Sunny sudah tercatat sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS).
"Saya juga senanglah dia bisa bicara soal politik, memang dia sekolah itu. Terus ikut sampai saya jadi wagub. Makanya saya bilang mau dinamai staf khusus susah juga, karena saya gaji dia juga enggak. Dia kerja sama perusahaan lain," ujar Ahok.
Menurut Ahok, Sunny memiliki kemampuan dan analisa politik yang baik. Namun, Ahok mengaku semua kebijakannya tidak bisa disetir oleh siapapun, termasuk oleh Sunny. Ia menyebut Sunny pernah mencoba mengaturnya, namun Ahok kemudian malah balik memarahinya.
"Kalau loe terlalu dalam ngatur gue ya ayo ribut, pasti gue ribut. Termasuk ngatur gue ke tv. Gue enggak mau diatur. Emang loe pikir gampang ngatur gue," ucap Ahok.
Atas dasar itu, Ahok menilai berbagai tudingan yang kini mengarah kepadanya terkait kebijakannya yang dianggap pro pengusaha tidak masuk akal.
"Istri saya bisa pengaruhi saya enggak? Enggak bisa. Keluarga istri gue datang ke rumah minta jangan gusur, enggak bisa. Jadi di mana sekarang ada peraturan yang dilobi dari pengusaha bisa aku turutin? Enggak ada," kata Ahok.