JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil penelitian yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menunjukkan, konsumen cenderung menyarankan agar penggunaan kantong plastik saat berbelanja ditiadakan.
Dari responden yang menjadi objek penelitian, 65 orang atau 35,3 persen menyatakan hal tersebut.
"Masyarakat dan konsumen sudah mendukung kebijakan (penerapan kantong plastik berbayar) ini dan secara ekstrem meminta tidak ada penggunaan plastik ini," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Kantor YLKI, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2016).
(Baca: YLKI: Mayoritas Konsumen Masih Gunakan Kantong Plastik)
Saran peniadaan kantong plastik disampaikan konsumen karena adanya ketidakjelasan pengelolaan kantong plastik berbayar.
"Paling banyak keluhan adalah konsumen merasa implementasi pengelolaan tidak jelas," kata Nataliya Kurniawati dari bidang penelitian YLKI dalam kesempatan yang sama.
Sebagai contoh, banyak kasir di ritel yang tidak memberikan penjelasan bahwa ritelnya telah menerapkan kebijakan tersebut.
Mereka langsung memasukkan belanjaan konsumen ke dalam kantong plastik.
"Dan ketika konsumen menyadari tidak ingin menggunakan plastik dan meminta uangnya kembali, mereka tidak bisa (mengembalikan) karena beralasan sudah masuk database," ujar Nataliya.
Selain menyarankan ditiadakannya kantong plastik, responden juga menyarankan agar sosialisasi penerapan kantong plastik berbayar ini lebih digencarkan.
Selain itu, konsumen menyarankan adanya transparansi dana hasil penjualan kantong plastik, dan penyediaan alternatif kantong belanjaan dengan harga terjangkau.
YLKI melakukan penelitian tentang uji coba kebijakan kantong plastik berbayar ini pada 1 Maret-6 April 2016.
Responden penelitian berjumlah 222 konsumen dan 25 gerai ritel di DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.