JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang tidak menekankan pendekatan saat menertibkan kawasan Pasar Ikan, Luar Batang, Jakarta Utara. Akibatnya banyak warga yang terpaksa tinggal di atas perahu.
"Ahok ini membabi buta kalau menggusur. Apa yang dilakukan dianggap prestasi tanpa melihat hukum yang ada," kata Lulung, di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/4/2016).
Lulung menyebut ada sekitar 325 KK korban penggusuran yang kini menjadi manusia perahu.
Dia pun menyarankan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi untuk segera memanggil Ahok dan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Hal ini untuk mengomunikasikan warga-warga yang tidak mendapat unit rusun.
"Ahok ini arogan, jangan lagi ada penertiban tanpa konsep penataan. Dia enggak sadar dia itu pejabat, tanpa dukungan rakyat, dia tidak bisa jadi gubernur," kata Lulung.
Ia berharap Pemprov DKI Jakarta bisa menyediakan unit rusun bagi manusia perahu. Meskipun di sisi lain, kata dia, manusia perahu tidak memiliki KTP DKI.
"Mereka sudah kadung (terlanjur) tinggal di sana, jangan dibiarin dong. Kasihan mereka tiga hari keanginan di atas perahu terapung di sana," kata Lulung.