JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Gerindra yang berniat maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta, Biem Benjamin, menilai elektabilitas partainya terganggu dengan penangkapan Ketua Komisi D Partai Gerindra Mohamad Sanusi yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sanusi merupakan kader Partai Gerindra yang ditangkap KPK karena diduga menerima suap terkait pembahasan raperda reklamasi pantai utara Jakarta.
"Ada pengaruh, tetapi tidak besar," ujar Biem seusai mendaftar ikut penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta di kantor DPD Partai Demokrat, Jakarta Timur, Jumat (15/4/2016).
Anggota Fraksi Gerindra di DPR RI itu menuturkan, pengaruh dari penangkapan Sanusi tidak akan mengganggu langkah Gerindra dalam menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017.
Biem meyakini masyarakat pemilih akan memilih berdasarkan rekam jejak figur calon gubernur, bukan berdasarkan partai politik yang mendukungnya.
"Kalau soal pilkada itu tergantung juga calonnya siapa," ucapnya.
KPK sebelumnya menetapkan Sanusi sebagai tersangka dugaan menerima suap Rp 2 miliar terkait pembahasan raperda reklamasi. Selain Sanusi, KPK juga menetapkan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Ariesman Widjaja sebagai tersangka.