JAKARTA, KOMPAS.com - Tangis Ijah (10) dan Pepih (12) tumpah di hadapan para komisioner Komnas Perlindungan Anak yang mengunjungi mereka, Selasa (19/4/2016). Terbata-bata, Pepih menceritakan peristiwa naas yang menimpa dirinya dan kawan-kawan 11 April lalu.
"Yang waktu digusur kita diinjek-injek sama Satpol PP mau ditangkep," kata Pepih di Pasar Ikan, Penjaringan Jakarta Utara, Selasa (19/4/2016).
Pepih mengaku melihat kawan-kawannya ditarik, diinjak, diseret, dan diceburkan saat sedang melihat rumah mereka diratakan oleh tanah.
Begitu juga dengan Sena (10), yang diusir ketika sedang shalat saat penggusuran berlangsung.
"Iya kita lagi shalat, lagi shalawatan, eh diusirin. Anak-anak juga ada yang diceburin," kata Sena.
Namun, kekerasan itu tak lagi menjadi masalah besar bagi mereka. Ada duka yang lebih dalam yang kini mereka rasakan.
"Bapak saya punya kontrakan dua digusur, bapak saya usahanya dari situ," ujar Sena.
Sena dan keluarganya kini mengontrak sebuah rumah di Muara Baru. Ia mengaku kini tak nyaman belajar di sekolah.
"Ya gimana kita mau fokus belajar, mikirin kita nggak punya rumah," kata Sena.
Begitu pula yang terjadi dengan Pepih. Ia yang biasa tidur berdesak-desakan dengan adik-adiknya, merasa itu masih lebih baik ketimbang tidur di rumah kontrakan yang asing.
Sejak penggusuran, ayahnya tak bisa lagi melaut. Pepih yang sebentar lagi menempuh Ujian Nasional pun bingung memikirkan nasib ia dan keluarganya.
Meski masih duduk di bangku sekolah dasar, jeritan Ijah, Pepih, dan Sena tak kalah lantang dari orangtua mereka. Penertiban oleh Pemprov DKI mengajarkan mereka satu dua hal tentang keadilan.
"Kita diusir-usirin dari rumah kita sendiri, emangnya kita apaan? Diperlakukan kaya binatang. Binatang pun punya hak untuk hidup, punya rumah," ujar Sena.
Mereka yang kini tak lagi bertetangga, hanya dapat bermain di atas puing-puing rumah mereka sepulang sekolah, berharap akan berdiri lagi seperti sedia kala. "Nggak mau tau, pokoknya balikin rumah kita," kata Sena.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.