Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepercayaan Ahok pada PPSU meski Jakarta Masih "Dihantui" Banjir

Kompas.com - 22/04/2016, 08:12 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Jakarta mulai Rabu (20/4/2016) malam hingga Kamis (21/4/2016) pagi, menimbulkan genangan di 65 RW di 19 kelurahan.

Sebanyak 2.465 orang pun harus mengungsi karena air merendam rumah mereka hingga mencapai 1,5 meter. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bersama dengan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dari kelurahan, terus berupaya menyurutkan air.

Sejak Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) terkait PPSU pada Mei 2015, ia menjamin titik-titik rawan genangan sudah berkurang. Sebab, sebanyak kurang lebih 13.000 petugas selalu bekerja menormalisasi saluran air setiap harinya.

"Kami enggak bisa berharap cepat (banjir teratasi). Tapi minimal genangan di Jakarta itu titiknya berkurang banyak dibandingkan dulu dan cepat surut," kata Ahok beberapa waktu lalu.

"Pasukan oranye" menjadi seperti pasukan reaksi cepat kala hujan datang. Mereka langsung melacak penyebab terhambatnya saluran air, dan membuat laporan apabila perlu dibangun dinding turap (sheetpile), tanggul, dan lainnya.

Namun banjir yang melanda banyak titik di Jakarta kemarin, menurut Ahok, di luar batas kemampuan petugas PPSU. Ia percaya petugas PPSU sudah bekerja maksimal.

"PPSU sudah kerja cukup baik. Memang ada beberapa masalah lumpur. Masalahnya air laut naik, sungainya naik. Kalau sungai naik, maka semua selokan tidak bisa turun," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (21/4/2016).

Data genangan dari BPBD memang menunjukkan, banjir terjadi di daerah yang dialiri sungai seperti Kemang yang dilewati Kali Krukut, dan Bukit Duri serta Kampung Melayu yang dilalui Kali Ciliwung.

Ahok pun berpendapat, banjir di permukiman sepanjang bantaran kali dapat diminimalisir jika kali dinormalisasi.

"Krukut kenapa meluap? Karena Krukut belum normalisasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com