KOMPAS.com - Yayasan Tarakanita Jakarta menggelar kegiatan menanam 300 pohon langka di kawasan Ecopark LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (23/4/2016). Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada setiap tanggal 22 April ini, diikuti oleh 12 sekolah Tarakanita, dari level SD hingga SMA/SMK.
Blok Ecoregion Nusa Tenggara yang menjadi tempat kegiatan penanaman pohon ini. Ada beberapa jenis tanaman dari daerah tersebut yang ditanam, antara lain lontar, sanrego atau lunasia amara dan manggis hutan. Sebelum memulai kegiatan, para peserta diberi arahan mengenai teknis penanaman agar akar tanaman tidak rusak ketika ditanam.
Yayasan Tarakanita memilih kegiatan ini untuk menggugah kepedulian masyarakat soal lingkungan hidup, terutama kebersihan dan kenyamanan lingkungan. Sebab, kenyataan yang dihadapi sekarang sangat memprihatinkan lantaran pohon ditebang hanya untuk kepentingan yang lain. Padahal, satu pohon memiliki sejuta manfaat bagi kelangsungan hidup berbagai makhluk karena akan tersedia udara yang bersih di samping bisa mencegah terjadinya pemanasan global.
Sementara itu pihak Ecopark menyambut baik acara ini. Mereka berharap niat baik Yayasan Tarakanita untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup bisa menular ke pihak lain, sehingga program serupa bisa berkesinambungan.
"Secara jumlah, 300 pohon memang kecil. Tetapi niat baik dari Yayasan Tarakanita pasti akan menjadi pembeda dan semoga menular," ujar Subarna, perwakilan Kebun Raya Bogor.
Dijelaskan bahwa keberadaan Ecopark ini merupakan perluasan dari Kebun Raya Bogor, yang sudah tak bisa menampung spesies tumbuhan langkah, yang harus diselamatkan. Kini, di Kebun Raya Bogor terdapat 15.000 spesimen yang ditanam berdasarkan family tanaman.
"Kalau di Ecopark ditanam berdasarkan ecoregion atau daerah asal tumbuhan," ungkap Subarna, yang menambahkan bahwa Kebun Raya Bogor dan LIPI sama-sama mengemban tugas menyelamatkan tumbuhan langka dengan membuat sebanyak mungkin kebun raya di seluruh Indonesia.
"Total jumlah kebun raya di Indonesia sampai saat ini baru 30 kebun raya," ujarnya.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Yayasan Tarakanita melakukan kegiatan berbasis lingkungan karena minimal setahun sekali akan diadakan kegiatan serupa. Tahun-tahun sebelumnya, mereka menanam mangrove di hutan mangrove serta menanam pohon di bantaran Kali Ciliwung. Pada tahun 2005 pun ada kegiatan serupa di Ecopark.
"Kami, para guru dan karyawan yayasan juga harus membiasakan diri supaya menjadi contoh bagi anak-anak," demikian penuturan kepala sekolah SD Tarakanita 3, Floriberta Endar Artika SE.