Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Pembatasan Motor Efektif Kurangi Kemacetan?

Kompas.com - 26/04/2016, 10:16 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, publik dibuat geram akan wacana pelarangan motor melintas Jalan Sudirman-Thamrin mulai 1 Mei.

Pesan berantai beredar, berisi alternatif jalur bagi pengendara motor. Pesan itu diduga berasal dari akun Facebook Humas Polda Metro Jaya.

Di laman tersebut, netizen mengomentari informasi itu dengan protes keras.

Pasalnya, menurut netizen, pengendara mobil semakin dimudahkan dengan penghapusan three in one, sementara pengendara motor dipersulit dengan pelarangan melintas.

(Baca: Pembatasan Motor hingga ke Bundaran Senayan Ditargetkan Berlaku Awal Mei)

Akun Liverpudlian Nober misalnya, ia mengatakan bahwa penyebab macet sesungguhnya adalah mobil yang berisi satu orang.

"yg bikin macet tuh 1 mobil isinya 1 org.. Mikir ngapa pemerintahh!!! Mobil pribadi gede gede isinya satu org gedongan... parah parahh padahal kan Motor kecil gga bikin macet... yg kaya semakin serakah... yg miskin semakin tertindas.. parahhh !!"  tulis akun tersebut. 

Pemilik akun Yusran Yunus menyebut kebijakan ini diskriminatif.

"Kebijakan ini diskriminatif, mengapa sepeda motor yang dikorbankan, kan jg sudah bayar pajak, sama dgn yg mrk punya mobil...Bagaimana kalau kebijakannya digilir, mobil juga dilarang melintas di hari tertentu, motor juga demikian, jadi adil...Kebijakan yang adil itu, tidak boleh diskriminatif." tulisnya, Minggu (24/4/2016).

Sementara itu, akun @Kurniawan48St menulis, "Coba bikin kebijaksanaan lebih bijaksana. Disaat transportasi massal blm siap mngkn roda 2 bisa dipakai buat altenatif buat solusi kemacetan. Ini malah dilarang. #aneh pak," katanya, Senin (25/4/2016).

Kebijakan 1 Mei itu dibantah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok ini bahkan sampai mengait-ngaitkannya dengan serangan terhadap dirinya.

"Ini bukti orang yang mau demo, orangnya kurang. Makanya, mereka sebarin isu, apalagi isu nyerang Ahok, kan lebih ramai," ujar Ahok di Lapangan IRTI Monas, Senin (25/4/2016).

Demo yang dimaksud Ahok adalah demo buruh yang biasa terjadi pada 1 Mei. Ahok menduga, isu pelarangan motor ini sengaja disebar untuk memanaskan Hari Buruh nanti.

"Itu isunya saya lihat kiriman WA, wah sudah ada rute pembatasan Mei. Itu saya curiga ada hubungan dengan Hari Buruh supaya bisa ngumpulin massa lebih banyak buat demo," katanya.

Namun, Ahok tak membantah bahwa memang ada wacana akan melarang motor untuk melewati Sudirman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com