Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Warga Pasar Ikan dan Luar Batang Terkait Mundurnya Rustam Effendi

Kompas.com - 26/04/2016, 15:46 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mundurnya Rustam Effendi dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta juga mendapat komentar beragam dari warga Luar Batang dan Pasar Ikan. Warga Luar Batang dan Pasar Ikan merupakan target penertiban Pemprov DKI Jakarta.

Mansyur Amin, misalnya. Warga Kampung Luar Batang ini mengatakan, mundurnya Rustam menandakan bahwa dia masih memiliki hati nurani sebagai manusia.

Mansyur mengaitkan kemunduran Rustam dengan keterlibatannya dalam rencana penggusuran Luar Batang dan Pasar Ikan. Menurut dia, Rustam masih punya hati nurani.

"Kami sangat yakin salah satu alasan kenapa dia mundur karena dia masih punya hati nurani, dia tahu aturan. Enggak mungkin rumah penduduk yang punya surat yang sah ini akan bisa beliau gusur sesuai dengan perintah Ahok," ujar Mansyur kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2016).

Mansyur memastikan bahwa warga di kawasan Luar Batang ada yang memiliki sertifikat tanah resmi. Mereka sampai meminta Yusril Ihza Mahendra menjadi kuasa hukum mereka. Berkat itu, Pemprov DKI mengundurkan penertiban di Luar Batang menjadi akhir 2016.

Selain Mansyur, ada mantan Ketua RW 04 Pasar Ikan, Penjaringan, Muhammad Asfah, yang juga mengapresiasi pengunduran diri yang diambil Rustam.

Menurut Asfah, mundurnya Rustam karena tidak ada apresiasi yang diberikan oleh pimpinannya terhadap kinerja Rustam.

Meski demikian, penggusuran yang telah dilakukan Rustam sebagai Wali Kota Jakarta Utara jelas menjadi luka yang sulit terhapus bagi warga Pasar Ikan.

"Akhirnya, dia juga merasakan yang kami rasakan dan kekecewaan oleh perilaku arogan seorang pemimpin. Itulah yang kami rasakan sakitnya kebijakan dari Bang Rustam," ujar Asfah.

Sementara Upi, warga Pasar Ikan yang rumahnya telah digusur menilai mundurnya Rustam hanya taktik Pemprov DKI untuk menghindari tuntutan warga Pasar Ikan yang ingin memintanya mundur sebagai wali kota.

"Itu hanya taktik Pemprov DKI saja, mereka tahu kami berencana akan menurunkan dia, makanya dia turun duluan," ujar Upi.

Kompas TV Wali Kota Jakarta Utara Megundurkan Diri?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com