JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar ekonomi Faisal Basri menilai adanya yang keliru dalam pola pembangunan yang dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Faisal menyatakan, pemerintahan Ahok punya kebijakan yang terbalik soal pola pembangunan. Pembangunan seolah hanya melihat aspek fisik atau bentuk saja, dan mengabaikan aspek sosial atau masyarakat.
"Falsafah membangun kota itu apa sih. Membangun kota sebetulnya membangun keadaban. Bukan membangun sosok fisik semata. Jadi tata kota dimulai dari tata sosialnya dulu. Ini yang barangkali hilang sekarang," kata Faisal.
Faisal mengemukakan hal itu dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Jakarta Rumah Kita (J-RUK) di sebuah kafe di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/4/2016). Hadir dalam diskusi bertema "Jakarta yang Lebih Baik untuk Semua" itu Marco Kusumawijaya, bakal calon Gubernur DKI saat ini yang mendaftar ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto atau Kang Yoto.
Faisal melanjutkan, penataan fisik seperti membangun jalan, flyover, jalan tol, pelabuhan, reklamasi, adalah hal nomor dua. Pemerintah seharusnya mendahulukan penataan sosial, baru penataan fisik.
Jika penataan sosial dinomorduakan, pembangunan hanya akan memberi manfaat bagi segelintir pihak saja, khususnya yang punya akses menikmati pembangunan fisik tadi. Padahal menurut Faisal, jurang masyarakat kaya dan miskin di Tanah Air semakin lebar.
"Satu persen keluarga di Indonesia itu menguasai 50,4 persen kekayaan nasional. Bayangkan, satu persen saja tapi menguasai lebih dari separuh kekayaan nasional," ujar Faisal.
Ia menilai, ini yang harus dirubah oleh pemerintahan saat ini. Membangun, kata Faisal, adalah memberdayakan yang tidak berdaya agar semakin baik.
"Kalau memperkaya orang yang sudah kaya itu mah gampang. Tapi bukan seperti itu. Membangun itu adalah memberdayakan yang tidak berdaya, menjadikan yang pakar lebih baik, yang dipinggiran ke tengah," kata Faisal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.