JAKARTA, KOMPAS.com - Marco Kusumawijaya, pakar perkotaan yang telah mendaftar jadi calon gubernur DKI ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan, pembangunan di Ibu Kota tidak boleh memunculkan tumbal. Pembangunan harus dirasakan semua pihak.
Marco mengemukakan hal itu dalam diskusi yang diselenggarakan Jakarta Rumah Kita (J-RUK) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/4/2016). Hadir juga dalam diskusi itu antara lain ekonom Faisal Basri dan Bupati Bojonegoro Suyoto atau Kang Yoto.
"Jakarta itu untuk masa depannya justru perlu diarahkan agar melakukan pembangunan yang adil, jadi tidak boleh ada tumbal," kata Marco.
Ia mengkritik relokasi warga Pasar Ikan ke Rusun Rawa Bebek oleh pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Marco, nelayan harus mengeluarkan ongkos transportasi lebih dari rusun jika hendak melaut.
"Ini ada nelayan dipindahkan ke Rawa Bebek jaraknya 30 kilometer, itu habis income-nya buat bayar transportasi," ujar Marco.
Model pembangunan saat ini juga menurutnya semakin memperlebar jurang antara yang kaya dan yang tak mampu. "Kita harus merubah cara membangun, tidak perlu seperti sekarang memperlebar jurang kaya dan miskin," ujar Marco.
Ia melanjutkan, pembangunan di Jakarta, harus tetap melestarikan lingkungan. Pengambilan air tanah seperti sekarang ini telah membuat permukaan air tanah di Jakarta turun. Pemerintah mestinya menyediakan air baku yang cukup agar pengambilan air tanah berhenti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.