Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompensasi Penambahan KLB Pengembang Harus Masuk ke APBD

Kompas.com - 02/05/2016, 16:19 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Monitoring dan Analisa Anggaran Indonesia Corruption Watch (ICW), Firdaus Ilyas, menilai kompensasi penambahan koefisien lantai bangunan (KLB) oleh pengembang harus dimasukkan ke dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Alasannya, hasil dari kegiatan itu termasuk dalam aset pemerintah daerah setelah diserahterimakan oleh pengembang.

"Harusnya sederhana, itu (kompensasi) masuk dalam APBD. Misalnya untuk tahun 2017 ada sekian perusahaan yang akan melakukan peningkatan KLB. Kan Pemda sudah punya nih dasar kebutuhan," kata Firdaus saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Senin (2/5/2016).

Sistem kompensasi penambahan KLB diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan. Kompensasi berupa fasilitas publik yang diserahkan oleh masyarakat baik perorangan, badan usaha maupun lembaga kepada pemerintah daerah atas pemanfaatan ruang yang melampaui nilai KLB.

Pemasukkan kompensasi ke APBD juga harus diikuti jenis bangunan dan nilai bangunan itu sendiri.

"Semua hak yang menjadi sumber penerimaan sah dimasukkan dalam mekanisme keuangan negara APBD dan APBN, termasuk hibah dan CSR (Corporate Social Responsibility)," kata Fidaus.

Ia menambahkan, kompensasi itu juga bisa diterapkan pada konsep CSR. Penerapan CSR sendiri yakni Pemda lebih dulu mewajibkan pengembang untuk menjalankan CSR itu. Kemudian setelah selesai, langsung diserahterimakan dan dimasukkan dalam dokumen pengelolaan aset.

"Pemda mendapat hibah sekian bus atau truk. Padahal di APBD tahun berjalan tidak ada sumber pendapatan seperti itu. Kemudian dalam LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) dimasukan setelah terjadi berita acara serah terima dan nomenklatur dalam invetori aset," kata Firdaus.

Salah satu proyek yang didanai oleh kompensasi penambahan KLB adalah Simpang Susun Semanggi yang akan dibangun PT Mitra Panca Persada. Dana pembangunan simpang susun itu senilai Rp 345 miliar, semuanya bersumber dari kompensasi penambahan KLB,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com