JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin dengan beredarnya video bullying sejumlah siswi SMAN 3 Jakarta.
KPAI pun meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir video itu.
Saat ini, video itu masih bisa diakses di laman YouTube. Menurut Ketua KPAI Asrorun Ni'am Shole, peredaran video itu dapat melahirkan stigma buruk bagi anak.
KPAI mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menyebarkan video tersebut di media sosial.
"Video ini mohon tidak di-viral-kan. Cukup sampai aparat penegak hukum dan pihak terkait penyelesaian masalah sehingga tidak terus bergulir," ujar Asrorun di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (3/5/2016).
(Baca juga: Imbauan agar Video "Bullying" Siswa SMAN 3 Jakarta Tidak Disebarluaskan)
Asrorun mengatakan, semua pihak harus mencegah video tersebut bergulir karena akan berdampak secara psikologis bagi para siswi yang ada di video itu.
Ia pun meminta netizen bijak menggunakan media sosialnya untuk tidak membaginya lagi secara masif. "Kalau viral lewat medsos kan susah dihentikan," kata Asrorun.
Selain itu, ia meminta pihak sekolah mengambil langkah cepat dalam melakukan investigasi dan pembinaan terhadap siswa. "Itu kuncinya, pembinaan terus-menerus," kata dia.
Tak hanya itu, peran orangtua dinilai perlu ditingkatkan. Menurut Asrorun, meski orangtua menempatkan anaknya di sekolah, bukan berarti orangtua lepas tanggung jawab untuk mendidik dan mengawasi anak.
"Kekerasan cara primitif dalam menyelesaikan permasalahan. Jadi, ironi ketika kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan dan dilakukan atas dasar pendidikan," kata Asrorun.
Sebelumnya, beredar video aksi bullying siswa SMAN 3 Jakarta di YouTube. Para siswa disiram air dan diberi abu rokok di kepalanya.
Mereka juga dimaki-maki dan dipaksa mengenakan bra di luar. Dalam video tersebut, beberapa siswa yang mengenakan seragam terlihat berjongkok.
Mereka dikelilingi oleh siswa-siswa yang juga berseragam batik biru dengan rok putih.
Terdengar makian tidak pantas dari siswa yang tampak mengintimidasi yuniornya itu.
Kepala SMAN 3 Jakarta Ratna Budiarti membenarkan bahwa bullying itu dilakukan oleh para siswanya.
"Aksi bullying ada. Kami sedang mencari data dan menginvestigasi kasus," kata Ratna.
(Baca: Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta Dipanggil Dinas Pendidikan Terkait Kasus "Bullying")
Saat ini, pihak sekolah sedang mengumpulkan informasi dengan para wali murid dan orangtua.
Menurut dia, aksi itu tak sampai membuat korban terluka karena tak ada kekerasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.