Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemaah Umrah di Pesawat Etihad Tujuan Cengkareng Terluka Parah akibat Turbulensi

Kompas.com - 04/05/2016, 17:47 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Belasan penumpang Etihad Airways EY 474 rute Abu Dabhi-Jakarta terluka ketika pesawat mereka mengalami turbulensi, Rabu (4/5/2016). Para penumpang itu merupakan jemaah umrah dari sejumlah biro perjalanan.

Para penumpang yang kebanyakan duduk di kursi barisan belakang mengalami luka memar hingga patah tulang akibat goncangan yang terjadi selama lima hingga sepuluh menit.

"Saya lagi duduk santai mau shalat, tiba-tiba pesawatnya naik turun, cepat sekali. Saya kebanting ke atas, bisa lihat ibu saya ada di bawah, barang-barang jatuh semua, beberapa kali saya kebanting ke atas terus ke bawah," kata salah seorang jemaah, Nenden Nurhaini (41), saat ditemui Kompas.com di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta, Rabu sore.

Kepala Nenden terbentur hingga berdarah. Lengan kanannya pun terbentur sehingga mengalami memar. Sesaat setelah kejadian, banyak penumpang terjatuh ke lantai kabin.

Ada beberapa jemaah yang berusia lanjut tersungkur di lantai lalu tertimpa barang dari kabin yang terjatuh. Tas kecil hingga koper besar pun berserakan di dalam kabin. Masker oksigen juga sempat dikeluarkan untuk penumpang. Namun, oksigen masih terpantau stabil dan perjalanan kembali dilanjutkan.

Kejadian itu berlangsung 30 menit sebelum pesawat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.

Seorang penumpang lain, Ilham (30 tahun), mengungkapkan kondisi sebelum terjadi guncangan atau turbulensi sedang santai. Pramugari juga sedang menghampiri penumpang untuk mengambil sampah makanan.

Beberapa jemaah ada yang ke toilet dan melangsungkan shalat. Banyak di antara mereka yang tidak mengenakan sabuk pengaman karena lampu tanda memasang sabuk pengaman sedang dimatikan.

Belum ada penjelasan resmi dari pihak maskapai terkait kejadian itu.

Belasan jemaah yang terluka telah dibawa ke Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta untuk mendapatkan pertolongan pertama. Rencananya, mereka akan segera dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk ditangani lebih lanjut.

Dari pantauan Kompas.com, banyak di antara jemaah yang masih syok. Tubuh mereka masih bergetar. Beberapa di antaranya belum bersedia diajak bicara. Beberapa di antaranya masih menggunakan oksigen dan ditemani perawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com