Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem FIFO di Bandara Soekarno-Hatta Bikin Penumpang Lebih Nyaman

Kompas.com - 06/05/2016, 13:16 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Pelaksanaan sistem first in first out (FIFO) untuk layanan taksi telah berlangsung empat bulan terakhir di Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta.

Pengguna jasa taksi yang sebagian besar adalah penumpang penerbangan domestik atau dalam negeri menyambut baik layanan ini karena dianggap lebih efisien.

"Saya enggak tahu namanya FIFO atau apa, tapi dibikin kayak begini, menurut saya bagus. Antrenya juga di satu tempat saja, enggak usah pilih taksi lagi," kata Doni (28), salah satu penumpang, kepada Kompas.com, Jumat (6/5/2016).

Menurut Doni, dengan sistem sebelumnya, ada banyak tempat titik angkut taksi yang terkesan terlalu ramai dan tidak teratur. Dengan sistem FIFO seperti sekarang ini, titik angkut hanya ada beberapa di terminal.

Antrean penumpang juga dibuat seperti antrean di bank, dengan tali pembatas, sehingga antrean penumpang dapat lebih rapi.

Penumpang lainnya, Janette (31), menilai bahwa sistem FIFO membuat pengguna jasa maupun operator taksi sama-sama diuntungkan.

Pasalnya, menurut dia, kebanyakan penumpang hanya memilih operator taksi tertentu yang menurut mereka lebih tepercaya. Padahal, operator taksi lain juga tidak kalah bagusnya dengan operator taksi yang menjadi pilihan sebagian besar penumpang.

"Biasanya orang maunya kan sama Blue Bird kalau enggak Express. Kalau pilih dua itu doang, antrenya kan lama, panjang. Dibuat campur begini lebih enak, fair buat taksinya juga. Lagian harganya juga mirip-mirip, sama saja," tutur Janette.

(Baca juga: Mengenal Sistem FIFO di Bandara Soekarno-Hatta)

Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta M Suriawan Wakan menjelaskan, operator taksi yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta telah memenuhi standar pelayanan tertentu. Salah satu aspek dalam standar yang diterapkan adalah umur kendaraan taksi yang dibatasi agar performa kendaraan dapat menunjang pelayanan untuk penumpang.

"Kami sudah ada aturan, armada taksi yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta ini umurnya maksimal tiga tahun," ujar Wakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com