Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Warga Kebayoran Baru Tolak Penggusuran

Kompas.com - 09/05/2016, 07:52 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan telah melayangkan surat peringatan pertama (SP-1) kepada warga Jalan Lauser, RT 08/08, Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk mengosongkan rumah mereka. Tanah seluas 2.084 meter persegi milik PD PAM Jaya yang dihuni warga akan diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta.

Camat Kebayoran Baru, Fidiyah Rokhim, mengatakan, tanah itu akan dikosongkan sebelum resmi diserahkan kepada  Pemprov DKI.

"PAM Jaya sudah menyerahkan batas-batas tanah itu, tinggal dieksekusi oleh Pemkot Jakarta Selatan," kata Fidiyah, Rabu (4/5/2016).

Fidiyah mengatakan, lahan itu merupakan kawasan ruang terbuka hijau (RTH). Nantinya, kawasan tersebut akan dimanfaatkan sebagai taman atau ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

Penolakan warga

Pihak Kelurahan Gunung dan Kecamatan Kebayoran Baru telah mengundang warga untuk menyosialisasikan rencana pengosongan lahan itu. Namun sosialisasi itu mendapat tentangan keras dari warga dan mereka menolak hadir.

"Camat pernah mengirimkan undangan sosialisasi tiga kali sejak bulan lalu, tapi kami menolak karena kalau datang artinya mengiyakan," ujar Sekretaris RT, Abdul Haris.

Selain menolak sosialisasi dari kelurahan dan kecamatan, warga pun melakukan upaya-upaya untuk menolak penggusuran tersebut. Dengan bantuan kuasa hukum dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI), warga Lauser mengadu ke Komnas HAM pada Rabu lalu.

Setelah mendengarkan aduan warga, Komnas HAM mengeluarkan surat permohonan agar rencana penggusuran tersebut dihentikan sementara waktu. Sebab, Komnas HAM masih memroses pengaduan warga Lauser terkait rencana penggusuran tersebut.

"Untuk itu, kami minta kepada para pihak untuk tidak mengambil langkah-langkah terlebih dahulu karena pengaduan ini masih dalam penanganan Komnas HAM," tulis Komisioner Komnas HAM, Nur Kholis, dalam surat keterangan yang diterima Kompas.com.

Komnas HAM juga berencana untuk memediasi warga dengan pihak PD PAM Jaya. Mediasi itu untuk mengklarifikasi pengakuan PD PAM Jaya yang menyebut lahan itu milik mereka.

Selain ke Komnas HAM, warga juga mengadukan penggusuran tersebut kepada Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu. Warga mengadu saat Masinton mengunjungi mereka pada Sabtu malam.

Masinton mendengarkan keluhan warga dan bersiap membantu. "Saya bersedia menjadi bagian dari perjuangan Bapak Ibu semua. Perjuangan harus dilakukan bersama-sama. Berjuang tidak semudah membalik tangan. Tapi kita akan berjuang semaksimal mungkin, semampu saya, agar Bapak Ibu memperoleh hak-haknya," ujar Masinton.

Upaya lain yang dilakukan warga yakni melakukan audiensi dengan DPRD DKI Jakarta. Rencananya, warga akan bertemu Komisi A DPRD DKI hari ini, Senin (9/5/2016).

Sekretaris Komisi A DPRD DKI, Syarif, membenarkan hal tersebut. "Mereka mau mengadu dan ini sudah pertemuan kedua," ujar Syarif, Minggu.

Sementara itu, Camat Fidiyah Rokhim menyebut penertiban tetap akan dilakukan dalam waktu dekat. Pihaknya akan segera melayangkan SP-2.

"Sudah pasti, Senin depan (hari ini) turun SP-2," kata Fidiyah, Rabu. Rencana pemberian SP-2 itu sudah diketahui warga.

Warga dan PBHI Jakarta akan melakukan aksi penutupan Jalan Lauser pada pukul 09.00 WIB hari ini terkait rencana penggusuran dan pelayangan SP-2 tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com