Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Mengaku Pernah Dimarahi gara-gara Ikut Sumbang Bangun Masjid

Kompas.com - 09/05/2016, 08:43 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Minggu (8/5/2016) kemarin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meletakan batu pertama pembangunan Gedung GPIB Jemaat Petra di Jalan Jampea, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bagunan tersebut akan menjadi gedung gereja lima  lantai senilai Rp 18 miliar.

Pada saat itu Ahok menyatakan kesediaannya untuk ikut menyumbang dana, meskipun dia menolak menyebut jumlahnya. Ketika memberikan sambutan, Ahok lalu bercerita pengalamannya menyumbang pembangunan sebuah masjid di Belitung, Provinsi Bangka Belitung,

Ketika itu, dia masih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur yang penduduknya 93 persen Muslim. Ahok mengatakan, saat itu tidak terpikir olehnya bahwa ia suatu saat bisa menjadi bupati di Belitung Timur.

"Waktu saya jadi anggota DPRD, enggak mungkin saya bisa jadi bupati karena waktu itu pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Secara logika tidak mungkin saya jadi bupati," ujar Ahok.

DPRD Belitung Timur saat itu dikuasai Partai Bulan Bintang (PBB). Ahok yang berasal dari kelompok minoritas tidak mungkin punya kesempatan dipilih oleh anggota DPRD untuk menjadi bupati.

Ahok bercerita bahwa ada sebuah masjid rusak di dekat rumahnya. Setiap Ahok pergi ke kantor, dia selalu melihat masjid tersebut. Kebetulan dia mengenal pengurus masjid dan warga sekitar.

Pengurus masjid itu pun bercerita kepada Ahok. Mereka merasa telah ditipu oleh politisi, soalnya mereka sudah pernah dijanjikan akan dibuatkan masjid pada masa kampanye. Namun, sampai saat itu masjid tersebut tidak diperbaiki.

Ahok memberi solusi dengan mengajarkan konsep pembiayaan di gereja. Kata Ahok, semua jemaah masjid harus menyumbang untuk membangun masjid itu.

"Saya bilang saya ikut urunan juga. Jadi yang sumbang paling besar di sini berapa, saya ikut sumbang sebesar itu. Saya sumbang Rp 2 juta per bulan akhirnya," ujar Ahok.

Dimarahi

Tindakan Ahok yang membantu pembangunan masjid justru dikritik kerabatnya. Alasannya, sumbangan Ahok untuk gereja tidak sebesar untuk masjid.

"Wah kurang ajar nih orang. Saya bilang saya bantu karena saya lewati terus, saya mau selesaikan ini masjid. Wah dia ngoceh macam-macam," ujar Ahok.

Tanpa disangka, pembangunan masjid itu justru menjadi salah satu hal yang membantu Ahok saat pemilihan bupati. Saat Ahok mencalonkan diri sebagai bupati, pemilihan dilakukan secara langsung, bukan lagi melalui DPRD. Warga yang pernah dibantu Ahok tidak lupa. Dukungan mereka membuat Ahok menang.

Sebenarnya, saat menyumbang, Ahok tidak berpikir soal pemilihan bupati. Pemilihan baru berlangsung lima tahun setelah dia menyumbang. Dia yakin warga sudah lupa dengan dirinya. 

"Pas (saat menyumbang) itu saya enggak kepikiran buat jadi bupati. Bicara pemilu yang masih lima tahun lagi kelamaan juga. Orang sudah lupa sama saya. Tapi saya hanya berpikir ada orang ingin ibadah kenapa kita tidak bantu selesaikan rumah ibadahnya," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com