Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelestarian Ciliwung Gencar Menyasar Kaum Muda

Kompas.com - 09/05/2016, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Forum Pengurangan Risiko Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim DKI Jakarta menggelar edukasi tanggap bencana, Minggu (8/5/2016), di tepi Sungai Ciliwung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Edukasi itu diharapkan mampu membentuk mental masyarakat sadar bencana sejak usia dini.

Acara edukasi bencana itu diberikan kepada sekitar 30 anak SD untuk memperingati Hari Ulang Tahun Ke-2 Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi dan Adaptasi Perubahan Iklim (Forum PRB-API) DKI Jakarta. Mereka diedukasi untuk menjaga kebersihan Sungai Ciliwung, mengenali rambu bencana, serta menyusun prakarya dari sampah tidak terpakai.

"Pada ulang tahun kedua ini, kami fokus mengedukasi pengurangan risiko bencana pada anak muda dan komunitas masyarakat," kata Ketua Forum PRB-API DKI Jakarta Anton Agus Haryanta di sela-sela acara.

Menurut Anton, perubahan perilaku warga Jakarta terhadap antisipasi bencana harus dimulai oleh generasi muda sehingga mereka dapat menyebarluaskan edukasi itu saat sudah dewasa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Denny Wahyu menyebutkan, karakter anak muda relatif mudah dibentuk untuk sadar bencana. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan tidak dapat bersifat seremonial, tetapi praktik langsung di alam.

"Imbauan pemerintah, termasuk saya, kadang tidak didengar masyarakat. Tetapi, kalau anak muda yang bicara, efeknya lebih terasa bagi publik," ujar Denny.

Salah satu program yang dilaksanakan BPBD untuk edukasi bencana kaum muda adalah Sekolah Aman Bencana. Program itu akan dijalankan pada enam sekolah luar biasa di Jakarta pada 2016. "Kami memberi penyuluhan kepada guru serta muridnya mengenai bahaya kebakaran, banjir, dan lain-lain," ujarnya.

BPBD kini memprioritaskan program pengurangan risiko bencana dibandingkan tanggap darurat bencana. "Diharapkan dapat mengurangi jumlah korban serta fasilitas yang rusak saat terjadi bencana," ucap Denny.

Pengurangan risiko bencana dilakukan melalui mitigasi struktural, seperti normalisasi sungai di Jakarta serta pembersihan sampah. Selain itu, terdapat mitigasi nonstruktural, antara lain peningkatan kualitas aparatur pemerintah dan kerja sama dengan lembaga masyarakat.

"Edukasi seperti ini membuat saya dan teman-teman menjadi tahu arti rambu-rambu bencana karena di sekolah tidak diajarkan," ungkap Anida (11), peserta edukasi bencana.

Susur Ciliwung

Pada perayaan ulang tahun kali ini, Forum PRB-API DKI Jakarta juga menyusuri Sungai Ciliwung di kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang berbatasan dengan Depok, Jawa Barat. Aliran sungai dengan lebar 20 meter-30 meter itu lancar dan tidak terlihat sampah mengambang. Di sisi kiri dan kanan sungai, pepohonan tumbuh lebat. Hanya sedikit ada bangunan permukiman.

"Kami sering menyisir aliran sungai dan membersihkan sampah di sana. Semoga saja sungai yang bersih itu menginspirasi warga untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi," ujar Ketua Masyarakat Peduli Ciliwung Usman Firdaus. (C08)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Mei 2016, di halaman 26 dengan judul "Gencar Menyasar Kaum Muda".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com