Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Jalan Lauser, KPAI Sebut Ada Pelanggaran Hak Anak

Kompas.com - 09/05/2016, 18:10 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Senin sore (9/5/2016) mengunjungi permukiman RT 08/08 Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. KPAI hadir setelah menerima keluhan dari warga yang rencananya akan ditertibkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Dalam kunjungannya, KPAI diwakili oleh Komisioner Bidang Sosial Maria Ulfa Anshor menanyakan kepada sejumlah anak-anak yang berkumpul di lapangan dan menggambar. Kepada Maria, anak-anak mengaku dalam tekanan psikologis.

"Kami ketakutan di sini karena adanya polisi dan tentara. Kami jadi tidak ingin bermain," kata Nesya, salah seorang anak.

Sementara itu, suasana sempat berubah haru ketika Anisyah Wulandari, siswi kelas III SMPN 11 Jakarta yang menangis di pelukan Komisioner Maria Ulfa. Ia membacakan surat yang ia tulis untuk Presiden Joko Widodo.

"Saya mengagumi Pak Presiden Jokowi, semoga Bapak berkenan membaca surat saya dan tidak mengambil rumah kami," ujar Anisyah. (Baca: Tidak Punya Sertifikat Kepemilikan, Kenapa Warga Lauser Merasa Berhak Atas Tanah yang Dihuni?)

Dalam kunjungannya, Maria menyebut bahwa telah terjadi pelanggaran hak anak yaitu hambatan untuk mendapatkan rasa keadilan yang tidak segera diberikan.

"Anak-anak merasa ketakutan ketika melihat aparat, mereka tidak merasa nyaman, sekolah jadi nggak berani berangkat sendirian, ini kan situasu yang membuat anak takut," ujar Maria.

Ia mengaku terkait hal ini, pihaknya telah menyurati Walikota Administrasi Jakarta Selatan.

"Apapun konflik yang terjadi, kami minta agar pemerintah memperhatikan anak-anak dan tidak melanggar haknya," ujar Maria. (Baca: Komnas HAM Minta Penghentian Sementara Rencana Penggusuran Kawasan Lauser)

KPAI akan terus memantau perkembangan anak-anak selama penertiban masih akan dilakukan. KPAI juga siap memberikan terapi jika ada anak yang mengalami gangguan psikologis.

 

Kompas TV Warga Lauser Tolak Digusur!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com