JAKARTA, KOMPAS.com — Penggunaan isu-isu terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) masih membumbui Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Meme berisi isu SARA turut meramaikan media sosial. Kebanyakan isu-isu tersebut digunakan untuk menyerang Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Namun, sebuah survei dari IndoStrategi menyatakan, mayoritas warga DKI Jakarta tidak terpengaruh oleh isu SARA yang digulirkan.
"Sebanyak kira-kira 29 persen responden yakin bahwa masyarakat DKI Jakarta bisa terbelah oleh isu-isu SARA, sedangkan yang menentang keyakinan ini sebanyak 59 persen," ujar Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo, Selasa (10/5/2016).
Survei yang diadakan pada 1-12 April lalu itu melibatkan 1.200 responden dari lima kota madya dan satu kabupaten di DKI. Dari total responden itu, 91 persen di antaranya beragama Islam.
Dalam survei tersebut, 63,2 persen responden menyatakan setuju jika gubernur DKI dipimpin oleh seorang Muslim. Namun, saat disuguhkan nama-nama kandidat bakal calon gubernur, mayoritas responden tetap memilih Ahok yang bukan Muslim.
Andar membaca hasil tersebut sebagai situasi bahwa pandangan masyarakat Islam Jakarta yang masih normatif tidak memengaruhi preferensi politik mereka. Hasil survei bahkan menunjukkan nilai signifikansi korelasi keduanya kurang dari 0,05 persen.
Warga Jakarta, kata Andar, lebih melihat program-program dan track record apa yang dimiliki para kandidat. Mereka tidak terlalu memedulikan latar belakang agama calon pemimpin mereka.
"Yang dibutuhkan adalah bagaimana pemimpin itu melakukan pelayanan publik. Itu bukan normatif lagi, tapi praktik. Meskipun alam bawah sadar warga normatif, tapi dalam politik itu mereka praktik," tuturnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, pendiri Public Virtue Institute atau Change.org, Usman Hamid, memprediksi kandidat yang hanya menggunakan isu SARA untuk menyerang lawan tanpa mengedepankan program akan kalah pada Pilkada 2017.
"Saya prediksi tidak akan efektif (kampanye menggunakan isu SARA). Justru mereka yang menggunakan isu SARA akan menerima kekalahan telak pada Pilkada 2017. Itu didasarkan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya," ujar Usman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.