Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AL Usut Laporan soal Anggotanya yang Arogan kepada Keluarga Korban Kebakaran RS Mintohardjo

Kompas.com - 11/05/2016, 23:17 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Edi Sucipto mengatakan, dirinya belum mengetahui perihal tindakan arogan yang dilakukan anggotanya terhadap keluarga korban kebakaran Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, beberapa waktu lalu.

"Saya cek dulu, saya belum tahu persis kapan itu terjadi. Sejauh ini saya tidak dengar. Kalau ada, nanti coba saya cross check betul atau tidak," ujar Edi ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (11/5/2016).

Edi menuturkan, barang-barang milik korban sempat disimpan untuk keperluan penyelidikan. Barang-barang tersebut, ia pastikan, telah diserahkan kepada keluarga korban.

"Ya mungkin karena untuk kepentingan penyidikan. Seperti biasa, setelah kejadian, police line itu harus terpasang, tidak boleh ada yang ambil, kecuali penyidik. Itu kan hal yang biasa," ucapnya.

Edi juga tidak ingin terlalu jauh menanggapi pernyataan keluarga korban yang menyebut adanya malapraktik dalam peristiwa kebakaran di ruang chamber RSAL Mintohardjo tersebut. Ia berharap, semua pihak menunggu hasil penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kebakaran.

"Itu pendapat orang, ya silakan saja. Akan tetapi, berikan kesempatan kepada penyidik untuk mendalami semua itu. Orang berpendapat apa, silakan saja. Namun, serahkan saja ke ahlinya," ujarnya.

Sebelumnya, istri salah satu korban ledakan ruang tabung atau chamber RSAL Mintohardjo, Susilowati Muchtar, merasa diperlakukan tidak adil oleh pihak rumah sakit tersebut.

Susilowati mengaku tidak mendapat perlakuan baik, terutama saat ia dan anak bungsunya, Iqbal, ke rumah sakit tersebut untuk melihat jenazah ketiga anggota keluarganya.

"Malam hari, saya ke sana. Sampai sana, orang-orang (petugas) RSAL Mintohardjo sangat arogan. Anak saya ditendang, dan saya diusir (saat) mau lihat jenazah anak-suami saya," kata Susilowati dengan mata berkaca-kaca, di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (9/5/2016).

Kebakaran di ruang chamber RSAL Mintohardjo pada Senin (14/3/2016) lalu menyebabkan empat orang meninggal dunia. Empat korban meninggal dunia dalam peristiwa itu adalah adalah Sulistiyo, Abubakar Nataprawira, Edy Suwardy, dan dr Dimas Qadar Radityo.

Penyebab ledakan sampai kini masih dalam penyelidikan petugas dari Polri dan TNI AL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com