JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang anggota polisi lalu lintas Polda Metro Jaya dikeroyok 10 orang yang mengaku sebagai "anggota". Pengeroyokan dipicu karena salah satu dari mereka tidak terima ditilang.
Kasus pengeroyokan ini terjadi di perempatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2016) malam.
Kapolsek Mampang Prapatan Kompol Priyo Utomo Teguh Santoso mengatakan, lokasi kejadian bukanlah di pos polisi, melainkan di tempat istirahat anggota lalu lintas Polda Metro Jaya saat bertugas.
Berdasarkan keterangan saksi, kata dia, motif dari penyerangan anggota lalu lintas itu karena seorang pengendara tidak terima saat akan ditilang. Padahal, saat itu, pengendara tidak menggunakan atribut lengkap saat berkendara.
"Saat siang atau sebelum kejadian, seorang pengendara itu saat ingin ditilang mengaku anggota. Tidak tahu anggota dari mana. Masih pendalaman. Sudah dilepaskan juga dan tidak ditilang anggota," kata Priyo saat dihubungi di Mampang, Jakarta Selatan, Senin (16/5/2016).
Setelah berhasil lolos dari tilang, kata dia, pengendara itu mengajak teman-temannya untuk mendatangi lokasi dia saat akan ditilang. Saat itulah, ada seorang anggota lalu lintas bernama Brigadir Bram Karisma mendapatkan penganiayaan.
Bram mengalami luka memar pada bagian kepala dengan kedua pelipis robek dan lengan lecet. Dia langsung dibawa ke Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan.
"Korban sudah lumayan membaik karena langsung dibawa ke rumah sakit yang ada di Polda Metro Jaya," kata dia.
Walaupun sudah diserang 10 orang yang tidak dikenal, anggota lalu lintas Polda Metro Jaya tetap bertugas dekat lokasi kejadian karena pengaturan lalu lintas sangatlah dibutuhkan untuk mengurai kemacetan.
"Masih tetap berjaga anggota lalu lintas di sana," ujar dia.
Hingga saat ini, 10 orang yang membawa lima sepeda motor itu masih terus diburu aparat kepolisian.
Menurut dia, tidak adanya circuit closed of television (CCTV) atau kamera pemantau membuat penangkapan terhadap pelaku sulit.
Ketika ditanya apakah puluhan orang berbadan tegap dan berambut cepak itu adalah anggota TNI, dia mengaku belum mengetahuinya.
"Masih dalam pendalaman. Apakah benar anggota atau tidak kami belum tahu," ucapnya. (Bintang Pradewo)