Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo ke Ahok, Pengunjuk Rasa Malah Sindir Anggota DPRD DKI

Kompas.com - 20/05/2016, 15:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengunjuk rasa yang menuntut Basuki Tjahaja Purnama diturunkan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta memarahi anggota DPRD DKI. Mereka menganggap anggota Dewan loyo.

"Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) bersatu dengan sesepuh FBR (Front Betawi Rempug) dan organisasi kepemudaan mengikuti aksi ini. Anggota DPRD DKI Jakarta jangan loyo sama Ahok, jangan biarkan rakyat miskin digusur," kata seorang bernama Rijal yang berdiri di atas mobil komando, saat melakukan aksi di depan Gedung DPRD DKI, Jumat (20/5/2016) siang.

Rijal menyebut saat ini DPRD DKI Jakarta tengah tersandera isu reklamasi Pantai Utara Jakarta setelah salah satu anggotanya, Mohamad Sanusi, tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima suap dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk Ariesman Widjaja.

"Jangan karena tersandera reklamasi, HMP tidak terlaksana, rakyat menunggu DPRD. Kalian DPRD jangan cuma duduk di gedung mewah, lakukan hak kalian untuk panggil Ahok," kata Rijal dengan suara makin kencang.

Para pengunjuk rasa semakin riuh dan menggedor-gedorkan pagar Gedung DPRD DKI Jakarta. Tak hanya itu, mereka juga melempar batu dan botol air mineral ke arah aparat kepolisian yang berjaga.

Selanjutnya, Rika, perwakilan Srikandi AMJU dari Pademangan, berorasi di atas mobil komando. Sama seperti Rijal, dia juga mengungkapkan kekesalannya terhadap anggota DPRD DKI Jakarta.

"Rakyat sudah mengantarkan Anda wakil rakyat, kok kita dibiarkan digusur sama Ahok? Di mana anggota Dewan yang terhormat, kalian duduk enak di dalam, lupa sama rakyatnya," seru Rika menggunakan pengeras suara.

Akhirnya Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik dan Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif menemui perwakilan pengunjuk rasa. Kemudian pada pukul 14.30, mereka membubarkan diri dan melanjutkan aksi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelumnya, massa menuntut DPRD DKI Jakarta segera melakukan hak menyatakan pendapat atau HMP kepada Ahok.

Mereka menuntut HMP karena beberapa kebijakan Ahok dinilai melanggar undang-undang, seperti penggusuran permukiman warga di Kampung Pulo, Kalijodo, Pasar Ikan, dan Kampung Akuarium. Kemudian rendahnya serapan APBD tahun 2014-2015, serta pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Kompas TV Pedemo Minta Ahok Copot Jabatannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com