JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan larangan bus angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) masuk busway akan mulai berlaku per 1 Juni 2016. Ia memastikan larangan kali ini tidak akan lagi batal seperti sebelum-sebelumnya.
Menurut Ahok, batalnya pelarangan APTB masuk busway pada masa lalu karena belum mencukupinya bus yang digunakan untuk transjakarta. Namun, kini ia memastikan jumlah bus transjakarta sudah mencukupi.
"Kemarin bus kita belum cukup. Setelah bus kita cukup, kamu ikut aturan kita aja deh. Ternyata enggak mau juga. Karena enggak mau ya kita potong," kata dia di Balai Kota, Selasa (24/5/2016).
Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta merencanakan akan melarang bus APTB masuk busway per 1 Juni mendatang.
Adanya rencana larangan ini bukan yang pertama kalinya. Karena sejak awal 2015, ancaman serupa sudah beberapa kali dilontarkan. Namun, pada akhirnya batal dan tak jadi dilaksanakan.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, dilarangnya APTB masuk busway disebabkan banyaknya laporan yang menyebut masih seringnya bus-bus APTB melanggar aturan, mulai dari memungut biaya tambahan kepada penumpang yang naik di sepanjang koridor transjakarta hingga keluar masuk busway untuk menaikturunkan penumpang.
"Padahal, sudah ada perjanjian penumpang tidak perlu membayar lagi ketika mereka naik APTB dari halte transjakarta," kata Andri.
Tidak hanya itu, ia menyebut dalam beberapa bulan terakhir, ada 15 bus APTB yang ditilang atau dihentikan operasinya. Selain tilang karena parkir dan mangkal di sembarang tempat atau tidak memenuhi kelaikan jalan, bus-bus dihentikan operasinya karena habisnya masa berlaku kartu izin usaha dan kartu pengawasan, yang merupakan syarat operasi angkutan di jalan.
Meski dilarang masuk busway, bus-bus eks APTB tetap boleh beroperasi. Namun, di luar busway dan tidak boleh lagi menggunakan atribut bertuliskan APTB.
"Saya sudah panggil dan rapat dengan seluruh operator APTB sejak tiga bulan lalu. Kami berharap operator siap dengan perubahan ini," ujar Andri.