Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudahkan Pengguna Transjakarta dan "Commuter Line", Aplikasi Trafi Diluncurkan

Kompas.com - 25/05/2016, 15:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah aplikasi transportasi berbasis smartphone bagi pengguna transportasi umum diluncurkan. Aplikasi ini bernama Trafi.

Trafi merupakan aplikasi yang memberi informasi akurat mengenai ketersediaan transportasi umum. Country Manager Trafi Indonesia Dimas Dwilasetio menjelaskan beberapa keunggulan dari aplikasi ini.

"Berbicara tentang transportasi umum kaitannya erat dengan perpindahan orang dan ini menimbulkan challenge kepada seluruh masyarakat," kata Dimas saat peluncuran aplikasi Trafi di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Kemudian, lanjut dia, Trafi mencoba memecahkan masalah itu, mulai dari permasalahan kedatangan bus atau commuter line yang tidak pernah sesuai jadwal, keberadaan transjakarta atau commuter line yang sulit dilacak, hingga penggunaan transportasi umum dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Menggunakan Trafi, kami bisa memberi informasi transportasi umum dari satu tempat ke tempat lainnya. Misalnya dari Kuningan ke Bekasi menggunakan transjakarta apa saja. Kemudian, melalui aplikasi ini, kami mencoba solve (menyelesaikan) ketidakpastian bus transjakarta yang lama sampainya di halte," kata Dimas.

Selain itu, dia juga berani mengklaim aplikasi itu merupakan aplikasi paling akurat dalam memberi informasi mengenai transjakarta maupun commuter line. Aplikasi ini akurat karena menggunakan algoritma unik (untuk menghitung tepat waktu perjalanan) dan didukung data real-time.

"Tujuan utama dari aplikasi ini adalah kami pengin ke depannya masyarakat lebih aware terhadap public transport karena kami percaya public transportation itu kunci mengatasi kemacetan dan terciptanya Jakarta yang lebih baik," kata Dimas.

Aplikasi Trafi pertama kali diluncurkan di Lituania pada tahun 2012. Kemudian, mereka mulai meluaskan usaha ke negara lain pada tahun 2013. Aplikasi ini terpilih sebagai Travel Planner terbaik untuk transportasi umum dalam Olympic Games 2016 oleh Cicade Olympica Rio de Janeiro, kemudian Best Apps 2014 di Turki.

Saat ini, Trafi tersedia di Brasil, Turki, Lituania, Latvia, Estonia, Rusia, dan Taiwan.

"Tahun 2016 kami fokus ekspansi Asia. Untuk di Indonesia, kami mulai peluncuran di Jakarta dan akan berkembang ke kota lainnya," kata Dimas.

Aplikasi Trafi dapat diunduh di Playstore untuk sistem operasi Android dan App Store untuk sistem operasi iOS Apple. Aplikasi ini tidak berbayar alias gratis.

Di dalam aplikasi ini, tersedia informasi transportasi transjakarta dan commuter line bersama dengan waktu kedatangan dan perkiraan durasi perjalanan. Pengguna diminta mengaktifkan GPS agar aplikasi dapat memberikan informasi secara real time berdasarkan lokasi meski dapat dilakukan secara offline.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com