Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Tika dan Mada Dientaskan dari Jalan

Kompas.com - 26/05/2016, 19:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kakak beradik Tika (5) dan Mada (3) diduga menjadi korban kekerasan orang tuanya. Di usia amat belia itu, mereka memilih kabur, lalu menggelandang di jalanan. Namun, kepedulian masyarakat di sekitarnya, petugas sosial, dan kepolisian menyelamatkan hidup Tika dan Mada.

Umi Rohmawati, tenaga sosial yang menyelamatkan kedua anak balita itu, mengungkapkan, Tika dan Mada pertama kali ditemukan di depan Kantor Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, 16 Mei. Sebelum ditemukan, keduanya hidup menggelandang di jalan sekitar tiga hari sejak kabur dari rumahnya di kawasan Rawa Bunga, Jatinegara.

Kedua anak balita itu ditemukan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Rawa Bunga. Temuan itu kemudian disebarkan di grup WhatsApp PPSU. Berdasarkan informasi dari PPSU itu, kata Umi, dia menyelamatkan kedua anak balita tersebut. "Kedua anak balita itu kemudian dirawat di panti sosial DKI," kata Umi.

Pada 19 Mei, lanjut Umi, kedua anak balita itu dapat dipertemukan dengan sang ibu, YA (40). Ibu dan anak itu pun pulang ke rumah mereka di Rawa Bunga pada hari itu juga. "Ketua RT di tempat ibunya tinggal juga ikut datang menjemput dua anak balita itu. Artinya, itu, kan, perangkat RT di lingkungannya juga peduli," ujarnya.

Namun, pada 23 Mei, Tika dan adiknya ditemukan lagi hidup menggelandang di depan Pos RW 009 Balimester, Jatinegara. Saat ditemukan, kedua anak balita itu ternyata sudah tiga hari hidup menggelandang di jalan.

Menurut Umi, setelah dibujuk untuk bercerita, Tika dan adiknya kembali kabur karena takut kepada ibu mereka. Tika mengaku tak tahan tinggal di rumah karena ibunya galak dan kerap memukul.

"Akhirnya saya laporkan kembali masalah ini ke Dinas Sosial DKI," ucap Umi.

Untuk bisa merawat kedua anak balita itu, tim penyelamat Kementerian Sosial mendatangi Kepolisian Resor Jakarta Timur, Rabu (25/5), untuk memperoleh surat rekomendasi perawatan bagi kedua anak balita tersebut.

Umi mengakui, kedua anak balita itu tinggal bersama ibunya, YA, di sebuah rumah yang kondisinya buruk. Sudah tiga bulan ini YA tinggal sebagai ibu tunggal tanpa pekerjaan karena diusir suaminya akibat masalah keluarga.

"Dari pengakuan anak balita ini, mereka kurang diperhatikan karena sang ibu kerap bepergian dengan orang lain," katanya.

Miftahul Huda dari Humas Dinas Sosial DKI mengatakan, setiap anak yang hidup telantar akan diupayakan sebisa mungkin kembali kepada keluarganya.

"Namun, setelah dipertemukan, ternyata kedua anak balita ini kembali kabur. Karena itu, untuk menjamin keamanan anak ini kami titipkan di rumah aman Kementerian Sosial," ujarnya.

Koordinasi

Saat menerima laporan terkait kaburnya dua anak balita itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Jakarta Timur Ajun Komisaris Endang Sri Lestari mengatakan, panti sosial pemerintah dapat meminta rekomendasi kepada kepolisian untuk merawat anak-anak yang telantar atau ditelantarkan.

"Rekomendasi yang kami berikan menjadi dasar bagi panti untuk mengambil alih perawatan anak itu. Jadi, negara yang merawat," ujarnya.

Terkait kasus Tika dan adiknya, kata Endang, juga dilaporkan ada dugaan kekerasan yang dilakukan ibu kepada kedua anak balita itu. Namun, untuk membuktikannya, katanya, dibutuhkan visum dan pemeriksaan lebih lanjut. Namun, jika tidak terbukti ada kekerasan, kasus diserahkan kepada Dinas Sosial DKI atau Kementerian Sosial. (MDN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Mei 2016, di halaman 15 dengan judul "Dientaskan dari Jalan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com