Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT/RW Protes dengan Aturan yang Dibuat Ahok, Apa Kata Sandiaga?

Kompas.com - 29/05/2016, 20:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ikut mengomentari soal keluhan Ketua RT/RW terkait keharusan melapor lewat aplikasi Qlue. Menurut dia, saat ini kerja Ketua RT/RW justru dihargai dengan uang dengan target laporan melalui Qlue. Padahal, selama ini mereka bekerja dengan ikhlas.

"Mereka itu melakukan pembinaan warga dengan penuh keikhlasan. Tapi sebagian dari mereka, keikhlasan mereka itu, dihargai dan laporan itu dihargai dalam bentuk laporan-laporan yang memberatkan," kata Sandiaga di Rawa Buaya, Jakarta Barat, Minggu (29/5/2016).

(Baca: Harga Diri Pengurus RT/RW yang Terluka karena Qlue...)

Dalam aturan saat ini, pengurus RT dan RW diberikan insentif berbeda setiap laporan via Qlue. Untuk RT yakni Rp 10.000 per laporan untuk RT dan Rp 12.500 per laporan untuk RW. Menurut Sandiaga, kebijakan laporan tersebut cukup baik.

Namun, ia menyayangkan penyampaian Pemprov DKI Jakarta pada Ketua RT/RW.

"Makanya diajak dialog. Jangan sampai mereka merasa tidak diayomi oleh aparat pemerintah provinsi. Karena kita butuh sekali RT/RW yang ada di garis terdepan," kata Sandiaga.

(Baca: Ahok: Bukan Maksud Saya Wajibkan Ketua RT Lapor Qlue Tiga Kali Sehari)

Sementara itu, jika terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta pada 2017 nanti, Sandiaga akan mengajak para ketua RT/RW untuk belajar aplikasi teknologi. Menurut Sandiaga, pengunaan aplikasi teknologi merupakan keharusan saat ini.

"Tapi kita sentuh hati mereka. Jangan sampai keikhlasan mereka selama ini dipersulit," ucap Sandiaga.

Kompas TV Sandiaga Uno Kritisi Pengelolaan Pasar di Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com