Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Menilai Tidak Tepat Qlue Ditarik Menjadi Masalah Politis

Kompas.com - 02/06/2016, 11:20 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aplikasi laporan warga atau yang lebih dikenal dengan nama Qlue telah mengeluarkan rangking kinerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) untuk periode Maret-Mei 2016.

Hasilnya, ada sejumlah kelurahan yang mendapatkan ranking tertinggi dan ada pula yang mendapatkan penilaian paling rendah.

Kandidat bakal calon Gubernur DKI, Sandiaga Salahudin Uno atau Sandiaga Uno menilai, bahwa meski sistem tersebut bisa jadikan tolak ukur tentang kinerja kelurahan, namun harus ada verifikasi dan validasi data yang jelas.

Menurut dia, tidak hanya Qlue, sistem aplikasi lainnya juga memiliki ketidakefisienan dalam penghitungan data.

"Dari data tersebut bisa dijadikan tolak ukur, tapi harus diverifikasi dan divalidasi, seperti aplikasi manapun pasti ada ketidakefisienan data yang mungkin tidak akurat."

"Kalau dilihat bahwa Qlue dan aplikasi teknologi adalah terobosan yang baik, tinggal bagaimana merangkul seluruh RT dan RW yang beradaptasi, ya memang memakan waktu," ujar Sandiaga saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).

Terkait rencana RT dan RW untuk memboikot Pilkada DKI 2017, menurut Sandiaga, hal tersebut sangat tidak wajar jika sistem aplikasi dikaitkan dengan politik.

"Saya rasa tidak tepat, malah mestinya yang dibenerin dan diperbaiki Qlue dan pola komunikasi, jangan disangkutkan ke masalah politik. Begitu nyangkut ke masalah politik, jadi suatu hal yang sangat dinamis dan jadi komoditas."

"Kalau ingin mengubah Jakarta lebih baik, sejahtera dan menyentuh rakyat menengah ke bawah, solusi aplikasi teknologi harus dipopulerkan ke warga, kalau yang sepuh-sepuh (manula) belum bisa menggunakan teknologi, lewat anak-anaknya, diajarinlah sistemnya seperti apa," ujar Sandiaga.

Sistem pelaporan melalui Qlue saat ini menjadi sorotan masyarakat karena sejumlah ketua RT dan RW menolak sistem tersebut yang dinilai menyulitkan. Bukan karena masalah aplikasi yang tidak bisa digunakan, tetapi masalah kewajiban-kewajiban pengurus RT dan RW, yang bertambah setelah adanya Qlue.

Kompas TV Polemik Pelaporan RT/RW (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com