Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membandingkan Kerja Lurah Peringkat Teratas dan Terbawah Qlue

Kompas.com - 03/06/2016, 10:12 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat perbedaan cara kerja antara kelurahan berperingkat teratas dan terbawah di Qlue. Perbedaan itu dilihat dari respons laporan Qlue masyarakat kepada lurah setempat.

Kelurahan Pejagalan, misalnya. Kelurahan itu sempat menempati posisi terbawah aplikasi Qlue.

Dari laporan yang telah dikeluarkan pada 1 Juni 2016, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, berada di peringkat terendah dengan jumlah 44 poin.

Menurut Maskur, Lurah Pejagalan, laporan itu bukan tidak direspons. Namun, banyak laporan via Qlue bukan tanggungjawabnya.

KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Lurah Galur, Supardioni saat meninjau pengerjaan laporan masyarakat via Qlue di Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat (2/6/2016).
Maskur mencontohkan parkir liar truk berukuran besar di sekitar Kelurahan Pejagalan. Menurut dia, penindakan terhadap parkir liar tersebut bukan kewenangannya, tetapi kewenangan Dinas Perhubungan.

Begitu juga dengan aduan lampu merah yang mati, pedagang di trotoar, parkir liar, jalan rusak, yang juga menurutnya bukan kewenangan pihak kelurahan.

"Saya sudah koordinasikan ke Dishub. Begitu juga soal jalan yang rusak kami juga sudah sampaikan ke Bina Marga, jadi meski bukan kewenangan kami, tetapi kami koordinasikan kepada yang bertanggung jawab," ujar Maskur kepada Kompas.com di kantornya, Jakarta, Kamis (2/6/2016).

Kendati demikian, menurut dia, ada juga beberapa aduan yang bisa langsung diselesaikan oleh pihak kelurahan, seperti sampah yang menumpuk, serta aliran air yang tersumbat.

Sementara itu, Kelurahan Galur yang menempati posisi pertama memiliki kerja lain. Setelah mendapat laporan via Qlue, Supardiono, Lurah Galur langsung merespons.

Dia tanggap dan memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan kebenaran laporan. Supardiono mengungkapkan tak pernah menunda pengerjaan keluhan.

Meskipun laporan itu tanggung jawab dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain. Ia bercerita pernah menindaklanjuti laporan parkir liar di Galur.

KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Lurah Galur, Supardiono saat mengirim laporan hasil pengerjaan keluhan masyarakat via Qlue di Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat (2/6/2016).
Setelah dilaporkan ke pelapor, laporan itu ditolak. Pasalnya, pelapor menginginkan penindakan dikerjakan oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.

"Kalau sudah begitu, kita pasti langsung minta bantuan Dishub. Enggak mungkin kita lanjutin," kata Supardiono.

Sementara itu, untuk merespons keluhan yang merupakan tanggung jawab SKPD lain, Supardiono memiliki kiat khusus. Salah satunya group khusus keluhan Qlue di WhatsApp dengan SKPD lain di Pemerintahan Administrasi Jakarta Pusat. Ia langsung meminta agar SKPD terkait merespons keluhan. Cara tersebut pun dinilai ampuh.

Hingga saat ini Galur masih menempati posisi pertama dengan 88 poin. Dengan rincian 131 lapor berhasil dikerjakan semua. Tak ada laporan yang sedang diproses atau pun tidak dikerjakan.

Kompas TV Polemik Pelaporan RT/RW (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com