JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, banyak pelajaran yang dapat diambil dari berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Salah satunya, pelajaran mengenai keberagaman.
Banyak pahlawan dengan latar belakang suku dan agama yang berbeda, dimakamkan di taman makam pahlawan tersebut.
"Artinya, negara ini didirikan dengan pengorbanan. Bukan hanya darah, nyawa, satu suku dan agama saja," kata Basuki, di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (3/6/2016).
Pelajaran selanjutnya adalah perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
Bahkan, kata Basuki, pahlawan revolusi yang gugur dalam tragedi 30 September, berstatus jenderal aktif.
"Mereka sedang top-topnya. Tapi demi menegakkan Pancasila, mereka harus jadi korban dan martir (masuk ke dalam tubuh), tentu kita harus meneruskan perjuangan itu," ujar Basuki.
"Pahlawan revolusi, mereka mati karena ada yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Hari ini mari kita pertahankan enggak ada lagi toleransi, pokoknya siapa pun yang mau mengganti dasar negara Pancasila, kita lawan," sambung Basuki.
Saat ini, menurut dia, tidak sulit untuk menjadi pahlawan. Sebab, untuk menjadi seorang pahlawan, tidak perlu lagi dengan mengorbankan nyawa.
Basuki mencontohkan seorang pejabat yang bisa disebut sebagai pahlawan karena memberikan keadilan sosial bagi warga.
Selain itu, pejabat tersebut tidak korupsi, tidak berpihak kepada kepentingan tertentu, dan selalu patuh terhadap konstitusi.