Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Penghuni Rusun Rawa Bebek Sempat Menanggung Pajak Listrik

Kompas.com - 10/06/2016, 10:23 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Rawa Bebek, Ani Suryani, mengatakan, sempat ada perubahan kwh yang diperoleh penghuni rusun saat mereka membeli pulsa listrik dengan nominal yang sama.

Perubahan itu terjadi karena semula ada pajak yang dibebankan kepada penghuni saat mereka membeli pulsa listrik.

"Waktu awal-awal saya juga enggak tahu bahwa di dalam sistem listrik di Rawa Bebek itu ada sistem pajak. Jadi waktu awal-awal itu pajak dimasukkan ke dalam ID pelanggan," ujar Ani saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2016).

Menurut Ani, penggunaan listrik 900 kwh seharusnya memang tidak dibebankan pajak. Namun, karena listrik di Rusun Rawa Bebek menggunakan sistem curah, ada pajak yang harus dibayarkan.

"Seharusnya 900 (kwh) itu kan tidak kena pajak tetapi sistem di Rawa Bebek itu menggunakan sistem curah. Di rusun ini PLN kan menjualnya kepada gardu induk, itu angkanya besar ribuan watt. Makanya ada pajak yang harus kami bayarkan," kata dia.

Pada awal warga mulai menempati rusun, pajak itu dibebankan kepada mereka. Sebab, Rusun Rawa Bebek mulanya diperuntukan bagi lajang dan pekerja, bukan untuk keluarga pra sejahtera.

"Saat kemarin sistemnya dibuat oleh Waskita (PT Waskita Karya) karena awalnya rusun ini dibuat untuk pekerja, bukan untuk MBR kan, sehingga sistemnya dibuat pajak itu dibebankan kepada pelanggan. Jadi, enggak disubsidi," tutur Ani.

Pajak yang dibebankan kepada penghuni itu sebesar 10 persen dari pembelian pulsa listrik. Oleh karena itu, jumlah kwh yang diperoleh jadi berkurang.

"Saya lihat, oh ternyata ada pajak ya, ternyata mengurangi. Misalnya dia beli Rp 50.000, nah 10 persen itu kan Rp 5.000, yang seharusnya itu untuk kwh kan jadi kesedot ke pajak yang harus dia bayar, jadi itu mengurangi kwh," ujarnya.

Ani menyebut, warga sempat mengeluhkan hal tersebut. Akhirnya pajak itu dipindahkan dan didanai oleh APBD.

"Kami diskusikanlah, akhirnya pajak ditanggung oleh APBD. Akhirnya bisa diubah pajaknya dibebankan kepada kami. Pemda yang menanggung beban pajaknya itu. Istilahnya disubsidi sama kami. Ini kan curah ya sistemnya," ujar dia.

Menurut Ani, hal itulah yang menyebabkan adanya perubahan jumlah kwh yang diperoleh warga saat membeli pulsa listrik. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 hari sejak warga mulai menempati rusun.

Sebelumnya, warga eks Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang kini menghuni Rusun Rawa Bebek, mengeluhkan pulsa listrik yang mahal di rusun.

Warga menyebut mulanya pulsa Rp 50.000 hanya mendapat 29,4 kwh. Namun, setelah warga protes, pulsa listrik sebesar Rp 50.000 itu kini mendapat Rp 36 kwh.

Kompas TV PLN Kembali Naikkan Tarif Listrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Megapolitan
Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Megapolitan
Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil 'Live' Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil "Live" Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Megapolitan
Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com