JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana partai Golkar untuk mendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dinilai merupakan langkah strategis untuk mengangkat kembali image partai berlambang beringin itu.
Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan, konflik internal berkepanjangan yang dialami Golkar jelas berdampak negatif bagi citra Golkar.
Yunarto juga menyebut isu miring dari Ketua Umum terpilih Golkar, Setya Novanto salah satunya soal "Papa minta saham", sebagian besar masyarakat akan menyangkutpautkan isu tersebut dengan Golkar.
Menurut dia, ini langkah realistis dan takstis yang dibuat ketua umum Golkar baru. Mengingat, membaca survei elektabilitas peluang Ahok, besar, dan image Ahok untuk konteks integritas positif.
"Kalau mau coba disandingkan dengan kebutuhan Golkar saat ini, kita tahu setelah mengalami konflik yang luar biasa pasti mengalami masalah elektoral, hal yang realistis apalabila Golkar mendukung calon yang berpeluang menang," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/8/2016).
"Dari image, ketika kita tahu ada kritik terkait beberapa isu korupsi yang diakitkan dengan dirinya (Setya Novanto), seperti 'papa minta saham', akan menjadi hal positif buat Golkar untuk menutup isu miring apabila mendukung Ahok."
Namun, dari sisi politik, kata Yunarto, dukungan Golkar tidak akan berpengaruh banyak karena sudah terbantu dengan sosok Ahok yang telah memiliki popularitas tersendiri.
Dengan adanya tambahan dukungan, menurutnya Ahok memiliki pilihan jika nanti tidak jadi maju melalui jalur perorangan. Ini karena selain Golkar, dukungan dua partai lainnya, Nasdem dan Hanura sudah cukup mengantarkan Ahok untuk maju pada Pilkada DKI 2017.
Secara legal, masuknya Golkar membuka ruang gerak bagi Ahok untuk memilih jalur yang bisa mengusung beliau pada 2017 nanti. Kalau Golkar masuk, kekuatan dari Nasdem, Hanura dan Golkar itu sudah cukup supaya Ahok masuk jadi jalur partai, walaupun tidak ada partai lain yang akan masuk.
"Sehingga katakan Ahok misalnya gagal melalui jalur independen, dia masih punya waktu dan peluang untuk bisa masuk ke jalur partai," ujar Yunarto.
Meski Setya Novanto belum menyatakan dukungan resminya, namun, Ketua DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai mengatakan bahwa dari hasil pembahasan dengan pengurus harian Partai Golkar, hasilnya menyepakati bahwa Golkar akan mendukung pencalonan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk Pilgub DKI Jakarta.